Halaman

Minggu, 28 April 2024

Resume -2 Kelas Menulis KBMN PGRI Gelombang 31 (Rabu,24 April 2024)

 RESUME MATERI 2 

Oleh : Nancy Olivia, M.Pd








Materi            : Menjadikan Menulis sebagai Passion

Narasumber   : Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd

Moderator     : Helwiyah, S.Pd., M.M.



Salam dan bahagia.

Hari Rabu, 24 April 2024 kami memasuki materi ke-2 disampaikan oleh narasumber hebat sekaligus salah satu founder KBMN , Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd., akrab dipanggil Ibu Kanjeng. Apabila Om Jay memiliki matera "Menulislah setiap hari, buktikan apa yang terjadi", Mantera Ibu Kanjeng adalah "Writing is my passion". Persamaan beliau dengan Om Jay adalah dalam hal menjadikan menulis bukan sebagai kewajiban melainkan kebutuhan. Namun, sebelum beliau menyampaikan materi, pertemuan kami dibuka terlebih dahulu oleh Ibu Ewi atau lengkapnya Ibu Helwiyah, S.Pd., M.M. Sebetulnya ibu Ewi tidak asing lagi bagi saya, karena beliau adalah salah satu Pengajar Praktik (PP) di Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) angkatan 7 DKI Jakarta. Senang rasanya bisa bertemu kembali bersama beliau di kelas menulis ini.

Ibu Ewi membuka kelas kami hari ini dengan memberikan pengantar tentang pengalaman beliau sehubungan dengan materi yang akan disampaikan Ibu Kanjeng. Ibu Ewi menyampaikan bahwa materi pada kesempatan ini adalah materi terdasyat yang telah menghantam kesadaran beliau untuk mulai menulis dengan serius dan terbukti telah menjadikan beliau sebagai orang kedua yang lulus tercepat dan menghasilkan buku solo pada KBMN PGRI gelombang 20. Beliau mengajak kami mencermati dan menghubungkan dengan dunia sekitar, "terdapat sesuatu yang besar yang dapat kita lakukan selama ini tapi kita biarkan terbuang". 

Ibu Kanjeng membuka materinya dengan memberikan beberapa hasil tulisannya, tiga tulisan berbeda yang ketiganya sangat ingin saya jadikan contoh atau referensi karena ditulis dengan menarik dan mudah saya pahami serta berhasil membakar semangat saya untuk menulis walau mungkin agak terlambat. Namun, sebagaimana motivasi Ibu Kanjeng menulis tahun 2009 "Better late than never", saya tetap akan menulis walau terlambat memulainya.

Saat membaca judul slide ke 3 dari paparan materi Ibu Kanjeng, muncul reaksi kurang nyaman di hati saya, "Mengapa Menulis Menjadi Passion yang Menjanjikan?". Kata "menjanjikan" inilah yang sedikit mengganggu saya. Terganggu karena saya mengaitkan dengan motivasi awal saya mengikuti kelas ini. Ya, karena tidak ada kata "menjanjikan" dalam pertanyaan di benak saya. "Bagaimana saya dapat menyampaikan banyak hal melalui tulisan sedangkan saya merasa tidak memiliki kemampuan menulis dan tidak terpikir untuk mau menjadi penulis", itulah pertanyaan yang terus mengganggu pikiran saya selama bertahun-tahun lamanya. Sehingga bukan untuk "apa yang menjanjikan" tetapi "bagaimana agar dapat menfasilitasi".

Rasa yang saya sampaikan di atas berubah saat membaca slide berikutnya yaitu paparan tentang "Kendala dan Hambatan yang sering terjadi dan dihadapi" untuk mewujudkan passion menjadi penulis. Saya tidak ingin menjadi penulis namun saya ingin menyampaikan segala ide, gagasan dan pendapat atau pemikiran-pemikiran mengenai berbagai konsep yang banyak diberikan dan berbagai peristiwa yang terjadi di sekitar berkaitan dengan profesi saya sebagai seorang guru atau pendidik. Kendala dan hambatan yang disampaikan Ibu Kanjeng ini ternyata beberapa diantaranya memang saya rasakan. Kendala dan hambatan yang akhirnya membuat saya hanya mampu menulis pendek dalam buku harian. Tulisan yang akhirnya hanya sepenggal-sepenggal saja dan tidak mendalam. Berangkat dari kedua slide ini saja, saya sudah mulai dapat menyimpulkan bahwa saya butuh menulis dan saya harus menguasai keterampilan menulis ini.

Penulis Pemula

Ibu Kanjeng menyampaikan beberapa kendala dan hambatan yang sering terjadi dan dihadapi untuk menjadi penulis adalah sebagai berikut:

  • Merasa tidak berbakat menulis
  • Tidak memiliki ide
  • Tidak suka menulis
  • tidak memiliki waktu
  • tidak berani menerima kritik

Kelima kendala diatas dapat diubah menjadi tantangan yang datang dari dalam diri kita sendiri yaitu motivasi dan etos yang kuat untuk kemudian dapat menghasilkan sebuah karya tulis. Jika dicermati, ternyata semua itu sudah merupakan arah yang tepat bagi seseorang untuk menulis bahkan menjadi penulis. Ibu kanjeng menyampaikannya sebagai "Alur menuju naskah yang akan menjadi buku".

Saat kita sudah memiliki motivasi dan etos yang kuat, kita sudah mulai dapat menulis. Untuk memulainya, mulailah dari pertanyaan "mengapa (why) dan bagaimana (how)".

  • mengapa kita menulis? (why) --> lebih bersifat teknis dan jawabannya cenderung mudah dipelajari melalui proses latihan.
  • bagaimana cara menulis? (how) --> lebih filosofis dan berhubungan dengan nilai, visi dan misi hidup kita di dunia.

Beragam alasan mengapa kita menulis, disampaikan Ibu Kanjeng adalah sebagai berikut:

  1. Orientasi Material (Tujuannya mengejar uang, bisa royalti, fee pembicara dan semacamnya. APalagi jika berhasil menulis novel yang sampai diangkat ke layar lebar).
  2. Orientasi Eksistensial (Tujuannya mengejar popularitas dan pengakuan dari masyarakat).
  3. Orientasi Personal (Bersifat lebih pribadi dengan tujuan untuk mencurahkan atau mengeksprsikan perasaan, pengalaman atau kisah pribadi agar dapat dibaca oleh orang lain).
  4. Orientasi Sosial (Tujuannya untuk mempengaruhi atau mengubah cara berpikir masyarakat serta membangun peradaban).
  5. Orientasi Spiritual (Tujuannya untk beribadah dan memperoleh pahala dengan mengajak pembaca melakukan perbuatan baik).

Beragam alasan diatas adalah merupakan motivasi-motivasi yang akan menjadi dasar bagi kita untuk menulis.

Contoh : Motivasi menulis agar bisa meraih mimpi dan punya buku

Ibu Kanjeng menyampaikan berdasarkan pengalaman beliau, berapa lama waktu yang dibutuhkan seorang pemula seperti saya yang benar-benar memulai dari nol untuk menjadi seorang penulis yang baik adalah tergantung dari beberapa kegiatan  berikut yang perlu dilakukan, antara lain:

  1. Membaca (read). Bacalah banyak buku baik yang bersifat general (umum) maupun spesifik (misalnya sesuai dengan background akademik atau interest pribadi penulis). Berapa banyak buku dan bahan bacaan lain yang sudah pernah kita baca?
  2. Berdiskusi (discuss). Penting karena ide dan gagasan seringkali muncul saat kita mendialektikakan bahan bacaan yang kita baca dengan bacaan orang lain atau dengan diri kita sendiri. Ada baiknya kita memiliki mentor menulis yang tepat. Berapa sering kita mendiskusikan dan merenungkan isi buku yang pernah kita baca?
  3. Amati dan rasakan (look and feel). Baik secara langsung maupun apa yang kita lihat dan baca di media (tv, radio, internet, medsos,dll). Berapa sering kita mengamati dan merasakan apa yang terjadi di lingkungan kehidupan sekitar kita?
  4. Sosialisasi (socialize). Bersosialisasilah untuk menyerap banyak pengetahuan. pengalaman dan kisah orang lain. Berapa banyak pengetahuan, pengalaman dan kisah orang lain yang dapat kita serap? Seberapa luas pergaulan dan area sosialisasi kita dengan orang lain?

Persiapan Menulis

Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam proses persiapan menulis:

  • Menggali dan menemukan gagasan/ide
Lakukan kegiatan penggalian gagasan atau ide melalui pengamatan baik terhadap kejadian atau peristiwa yang terjadi, imajinasi dan kajian pustaka. Untuk mempermudah proses penemuan ide, cara efektif yang dapat digunakan adalah melalui brainstorming.
  • Menentukan tujuan, genre dan segmen pembaca
Tentukan tujuan menulis, genre yang diikuti serta target segmen pembaca. Sasaran pembaca akan menjadi bahan pertimbangan penting dalam menentukan warna tulisan dan pastikan tulisan yang kita hasilkan akan marketable.
  • Menentukan topik
Misalnya tujuan menulis untuk memberikan informasi yang benar tentang kesehatan . Genrenya tulisan populer. Jika sasarannya adalah orangtua (manula), maka peulis bisa menentukan tulisan misalnya dengan topik "Hidup sehat di usia senja.
  • Membuat Outline
Outline merupakan bentuk kerangka tulisan yang menunjukkan gambaran materi yang akan ditulis. Menulis outline cukup dengan garis besarnya saja. Karakteristik outline yang baik memiliki kesederajatan yang logis, kesetaraan struktur, kepaduan dan penekanan.
  • Mengumpulkan bahan materi/buku
Penulis wajib membaca banyak buku dan sumber bacaan lain untuk memperkaya perspektif dan referensi. Selain itu agar semakin banyak ide atau gagasan yang dapat dikembangkan. Apabila sudah menemukan topik, maka bahan bacaan yang dikumpulkan sesuai dengan topik yang sudah ditentukan.

Cara Menulis

Ibu kanjeng menyampaikan, cara menulis adalah "just do it" atau "menulislah". Penulis pemula sebaiknya fokus pada ketekunan (persistence) dalam proses menulis. Menulislah dengan sabar dan semampu kita dan jangan berpikir harus sempurna serta jangan terlalu idealis.

Langkah Selanjutnya

Beliau juga menyampaikan bahwa dalam proses menulis, ada baiknya kita memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

  • Target waktu
  • Disiplin
  • Kenyamanan
  • Fasilitas
  • Mood booster

Setelah naskah kasar (rough draft) dari buku yang kita tulis selesai, lakukan tahapan-berikut sebelum akhirnya buku kita terbit:

1. Penyuntingan (Editing)
    Merupakan langkah perbaikan draf naskah berdasarkan pedoman yang berlaku, yaitu
  • Membaca ulang
  • Menyempurnakan draf
    • Teknik penulisan berdasarkan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Berdasarkan PUEBI tahun 2016, teknik penyuntingan naskah dilakukan berdasarkan: pemakaian huruf, tulisan kata, pemakaian tanda baca dan penulisan unsur serapan.
    • Sistematika penulisan 
    • Isi tulisan
2. Revisi (Revising)
    Merupakan langkah memperbaiki naskah.
  • Mengubah beberapa bagian naskah
  • Melengkapi naskah
            1) menambah materi yang diperlukan tapi belum terdapat di dalam naskah.
            2) Menghapus beberapa bagian tulisan yang dianggap tidak perlu.
  • Mengevaluasi kembali naskah untuk menihilkan kesalahan tulis.
3. Publikasi (Publishing)
    Merupakan langkah mempulikasikan karya/ tulisan

    a) Pengiriman naskah
Dalam mengirimkan naskah, penulis perlu mengetahui alur penerbitan agar bisa memilih jalur penerbitan yang sesuai dengan pilihannya. 

            Pilhan jalur penerbitan :

            1) Major Publishing (penerbit umum)

            2) Self Publishing (penerbit independen) 

    b) Pencetak (perwajahan buku, tata letak, ISBN, proof reading)

Proses pracetak dilakukan setelah naskah selesai dan sudah dilakukan proses penyuntingan. Proses ini meliputi perwajahan buku (cover), tata letak (layout), pengurusan ISBN (international standard book number).

Proses ini melibatkan pihak lain yang dapat dimintai bantuan, seperti  desainer untuk membuat cover buku. Untuk membantu desainer membuat sampul (cover), diperlukan sinopsis. Sinopsis ini memuat judul buku, pengarang, dan ringkasan isi buku.

    c) Pencetakan

Proses cetak merupakan akhir dalam penulisan buku. Ada beberapa alternative pencetakan buku, melalui penerbit mayor atau penerbit indie. Produknya juga bisa berbentuk cetak maupun digital. Masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya

    d) Promosi dan distribusi

Buku yang telah tercetak memerlukan proses promosi serta distribusi. Promosi bisa dilakukan melalui media sosial (facebook, instagram. whatsApp, atau yang lainnya).

Promosi juga bisa dlakukan melalui resensi buku di media cetak seperti koran, majalah, buletin, selebaran, bedah buku, seminar, talk show atau lainnya. 

Demikianlah resume materi pertemuan yang disampaikan Ibu Kanjeng . Dalam penutupnya, beliau memberikan beberapa pesan, sebagai berikut:

  • Ingat, kita memiliki potensi akal sehat yang bisa dimanfaatkan sesuai dengan yang kita inginkan.
  • Tidak ada kata terlambat untuk terus mengupgrade diri menjadi penulis hebat. 
  • Jadikan kegiatan menulis dan membaca menjadi sebuah kebutuhan penting di mana keduanya harus terpenuhi dan tidak dapat dipisahkan ibarat pasangan kekasih Romeo dan Juliet atau juga ibarat kebutuhan dasar kita sebagai manusia yaitu makan dan minum.
Harapan beliau adalah semoga kegiatan ini bisa memicu ledakan literasi kami hingga membuahkan 1 karya tulisan atau buku yang bisa dijadikan sebagai warisan atau sebagai bukti bahwa kita pernah hidup. Jangan menemui ajal dulu sebelum punya buku.

Semoga tulisan resume ini juga dapat memberikan motivasi bagi para pembaca khususnya para penulis pemula seperti saya. 

Terima kasih.

Nancy Olivia, M.Pd

6 komentar:

  1. Artikel yang ditulis cukup lengkap Bun
    Lanjutkan

    BalasHapus
  2. Saya sangat tertarik dengan kata writing is my passion. Dalam mengawali penulisan. Banyak sekali pertimbangan-pertimbangan yang Kita memulai. Kita memiliki waktu yang sama, mungkin juga memiliki berbagai macam ide yang sama juga. Namun kebiasaan yang berbeda. Para penulis sudah terbiasa namun kita akui beberapa hal yang mereka telah lakukan sehingga mampu dan menjadi seorang penulis.

    Alangkah baiknya jika bisa 1 meja untuk memulai bagi pemula dan mengarahkan. Karena ketika diskusi kadang kita Pahan dan bangga dan bahkan mungkin merasa bisa melakukannya.Namun nyatanya itu sebatas kemauan saja. Bimbing kami sehingga bisa membuat 1 buku sebagai awal memulai.

    Salam Literasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah berbagi pandangan :) Hayu kita mulai belajar bersama dengan membuat buku antalogi :)

      Hapus

Resume-30 Teknik Promosi Buku (Rabu, 7 Agustus 2024-KBMN31)

  Materi            : Teknik Promosi Buku Narasumber   : Akbar Zainudin, MM., MNE., M.Pd. Moderator     :  Dyah Kusumaningrum, ST. Salam dan...