Halaman

Senin, 27 Mei 2024

Resume-11 KIAT MENULIS CERITA FIKSI (Senin, 27 Mei 2024-KBMN31)


 


Materi            : KIAT MENULIS CERITA FIKSI

Narasumber   : Sudomo, S.Pt.

Moderator     : Ahmad Sholeh, S.Pd.Gr


Salam dan bahagia.

Sastra adalah sebuah kemewahan, fiksi adalah sebuah kebutuhan.
( Gilbert K. Chesterton) 

Jurnalisme membuat para pembacanya bisa menjadi saksi sejarah
Sedangkan
Karya fiksi memberi kesempatan kepada pembacanya untuk menghidupkannya.


Apa yang terlintas di dalam benak Anda, saat membaca kata FIKSI?

Mungkin teringat dengan  nama Tere Liye,  Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, dan masih banyak lagi penulis populer yang karyanya begitu menggugah serta menjadi inspirasi  banyak orang.  Ingin meneladani dan mengikuti jejak mereka?


Seperti itulah sapaan TIM TSO untuk mengajak kami bergabung pada kelas menulis malam ini. Sangat menarik perhatian saya, dan berhasil membuat saya bulak-balik melihat jam karena tidak sabar ingin segera mendapatkan banyak ilmu dari moderator dan narasumber.

Moderator pertemuan kali ini adalah Bapak Ahmad Sholeh, S.Pd.Gr. Beliau alumni KBMN PGRI Gelombang 29, saat itu beliau dipercaya sebagai ketua kelasnya.Saat ini beliau aktif dalam Tim Solid Omjay (TSO).

Sekarang kita akan berkenalan dengan bintang utamanya, sang narasumber yang berbaik hati berbagi ilmu dan kiat-kiat ajaibnya dari pengalamannya menulis. Beliau adalah Bapak Sudomo, S.Pt., seorang Sarjana Peternakan yang juga seorang guru IPA di SMPN 3 Lingsor, Lombok Barat. Beliau juga merupakan Ketua Komunitas Guru Penggerak Lombok Barat dan yang luar biasa menarik bagi saya, beliau ternyata adalah seorang Penggiat Perlindungan Anak... waahh luar biasa sekali...
Berikut ini profil lengkap beserta buku-buku karya beliau dalam CV yang keren ;



Sebetulnya saya suka membaca fiksi, namun untuk menulis cerita fiksi.... sepertinya saya harus menyerah. Entah kenapa saya selalu kesulitan setiap kali mencoba untuk berkhayal atau berimajinasi. Saya bahkan selalu kesulitan dalam membuat soal cerita untuk soal-soal latihan murid saya di kelas. Padahal saya ingin sekali bisa menulis cerita fiksi. Saya ingin bisa menulis cerita anak-anak untuk saya bacakan kepada putra kecil saya setiap malam atau untuk saya bacakan kepada murid-murid saya di kelas.

Narasumber memberikan salah satu contoh cerita fiksi yang dibuatnya yang merupakan resume beliau saat menjadi peserta KBMN yang berjudul Pahlawan Literasi: Harapan Besar dari Hal Kecil  https://bianglalakata.wordpress.com/2020/11/18/pahlawan-literasi-harapan-besar-dari-hal-kecil/
Tidak hanya itu, narasumber juga berbaik hati memberikan link buku cerita digital yang ditulis beliau. Judulnya "Bermain Sambil Belajar". Buku novel anak dengan tema pesawat sederhana, beliau memanfaatkannya dalam mengajar IPA di kelasnya. Berikut linknya https://play.google.com/store/books/details/Sudomo_S_Pt_Bermain_Sambil_Belajar?id=1R9_EAAAQBAJ

Untuk sampai kepada kiat-kiat yang disampaikan narasumber, kita akan memulai dari memahami pengertian fiksi terlebih dahulu.  

A. Pengertian Fiksi

Kata FIKSI menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cerita rekaan dalam karya sastra. Fiksi merupakan karya sastra non ilmiah yang dibuat tidak berdasarkan fakta dan realita atau kenyataan, tetapi dibuat dengan imajinasi dan khayalan dari penulisnya.

Fiksi adalah cerita yang mengangkat berbagai tema berdasarkan khayalan atau imajinasi yang tentu saja tidak nyata terjadi atau ada.  Penyuka cerita fiksi sangat banyak sekali, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang-orang dewasa. Hal ini dikarenakan cerita-cerita fiksi ditulis dengan sangat menarik dan imajinatif yang sungguh kreatif. 

B. Alasan Menulis Fiksi

  • Salah satu aspek yang pasti akan masuk dalam Asesemen Kompetensi Minimum (AKM) adalah Literasi Teks Fiksi. Dengan terlatih menulis fiksi, seorang guru akan lebih mudah membuat soal latihan teks sastra bagi murid-muridnya.
  • Sebagai cara menemukan passion dalam bidang kepenulisan.  
  • Menulis fiksi merupakan upaya menyembunyikan dan menyembuhkan diri. Kalau zaman sekarang kita dapat menjadikan aktivitas menulis fiksi sebagai healing. Selain itu, segala kegundahan hati dan pemikiran-pemikiran guru dapat juga dituliskan dalam bentuk cerita fiksi yang diwakili oleh tokoh-tokoh imajinatif yang diciptakannya untuk mewakilinya bersuara.
  • Guru dapat menjadikan cerita fiksi menjadi media pembelajaran alternatif yang menyenangkan bagi murid-murid di kelasnya. Upaya pembiasaan disiplin positif, pengembangan karakter dan materi pengayaan dapat juga disampaikan melalui cerita fiksi yang ditulis guru.. Bahkan narasumber menambahkan bahwa menulis fiksi bisa menjadi tambahan poin dan koin terutama jika dikumpulkan menjadi sebuh buku.
C. Syarat Untuk Bisa Menulis Fiksi
  • Komitmen dan niat kuat untuk belajar menulis fiksi, baik melalui postingan blog atau kompetisi 
  • Kemauan dan kemampuan melakukan riset. Tujuannya agar tulisan menjadi lebih nyata. Misalnya, menyangkut latar tempat.
  • Banyak membaca cerita fiksi karya penulis lain. Hal ini akan memperkaya kosa kata dan juga menemukan gaya menulis.
  • Mempelajari KBBI dan PUEBI agar cerita yang ditulis sesuai kaidah kebahasaan.
  • Memahami dasar-dasar menulis cerita fiksi
  • Menjaga konsistensi menulis

D. Bentuk Cerita Fiksi Berdasarkan Jumlah Kata 

Bentuk cerita fiksi bisa berbagai macam. Yang paling umum kita dengar adalah cerpen dan novel. Untuk bisa menulis tidak cukup hanya dengan membaca saja, tentunya harus juga disertai dengan latihan menuliskannya. Bentuk cerita fiksi kebanyakan perbedaannya terletak pada jumlah kata dan kompleksitas konflik cerita. Cerpen biasanya hanya satu konflik, sedangkan novel lebih rumit dan kompleks karena konflik di dalamnya bisa beberapa.

    1. Fiksimini : beberapa kata, Contoh Faksimini https://www.tumblr.com/bianglalakata
    2. Flash fisction : Jumlah kata khusus. Contoh https://bianglalakata.wordpress.com/category/cerita-kilat/ Contoh dalam bentuk panjang https://bianglalakata.wordpress.com/category/cerita-pendek/
    3. Fentigraf : Cerita tiga paragraf
    4. Cerpen : Jumlah kata kurang dari 7500
    5. Novelet : Jumlah kata mulai dari 7500 sampai 17.500 kata
    6. Novela : Jumlah kata antara 17.500 sampai 40.000 kata
    7. Novel : Jumlah kata lebih dari 40.000 kata


E. Unsur-Unsur Pembangun Cerita Fiksi

 Untuk bisa membangun cerita fiksi, penulis harus lebih dulu memahami tentang unsur-unsur cerita fiksi.Berikut adalah unsur-unsur tersebut:

1. Tema (ide pokok cerita)

Tips menentukan tema adalah yang ada di sekitar kita saja. Selain itu, pilih tema yang paling disukai dan kuasai, bahan yang mudah kita dapatkan dan ruang lingkup terbatas; Lalu cara menentukan tema, sesuaikanlah dengan minat kita, angkat ktentang kehidupan nyata, berimajinasi, membaca, dan mendengarkan curahan hati. Contoh Tema  "Berkah kejujuran", "Pendidikan dan Kemiskinan", "Persahabatan Tiga Anak SD", "Pengalaman Siswa Selama Belajar di Rumah", "Perjuangan Guru Selama Pembelajaran Jarak Jauh".

2. Premis  (ringkasan cerita dalam satu kalimat)

 Unsur-unsur premis terdiri dari karakter, tujuan tokoh, halangan/rintangan, dan resolusi. Cara membuat premis adalah dengan menulis masing-masing unsur pembentuknya kemudian dirangkai menjadi satu kalimat utuh. Contoh, Seorang anak SD mengajak dua orang temannya melakukan perjalanan ke rumah kakeknya dan berusaha memperleh pemahaman tentang materi IPA.

Dari contoh premis di atas, kita bisa tahu cerita fiksi secara keseluruhan. 

Karakter dari contoh premis tersebut, yaitu Seorang anak SD,

Tujuan tokoh adalah memperoleh pemahaman IPA,

Rintangan/halangan berupa melakukan perjalanan, sedangkan

Resolusinya adalah ke rumah kakeknya

3. Alur/ Plot (struktur rangkaian kejadian dalam cerita)

Macam-macam Alur : Alur maju, alur mundur, alur maju mundur (campuran), alur flashback, dan alur kronologis. 

Unsur-unsur alur/plot terdiri dari pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik, konflik/ klimaks, dan ending. 

Unsur-unsur alur/plot tersebut dapat diubah urutannya tergantung pada jenis alur yang dipilih. 

Berikut adalah contoh alur/plot. Alur/plot ini akan memudahkan dalam menulis cerita fiksi. Sekaligus juga memudahkan dalam mengembangkan ide cerita yang ada. Alur/plot ini memungkinkan kita tidak keluar jalur saat menulis. 


 

 4. Penokohan  (penjelasan selangkah demi selangkah detail karakter dalam cerita)

Bagian ini menjelaskan tentang penokohan termasuk macam-macam dan teknik penggambaran tokoh. Penggambaran sifat tokoh dalam cerita fiksi menggunakan prinsip show don't tell

Macam-macam tokoh : protagonis, antagonis, dan tritagonis

Bisa digambarkan secara langsung, fisik dan perilaku tokoh, lingkungan, tata bahasa tokoh, dan penggambaran oleh tokoh lain. 

5. Latar/ setting (penggambaran waktu, tempat, dan suasana)

Jenis-jenis latar : Latar waktu, latar tempat, latar suasana, latar sosial, latar material, dan latar integral. 

6. Sudut pandang (cara penulis menempatkan diri terhadap cerita yang wiwujudkan dalam pandangan tokoh cerita)

 Penggunaan sudut pandang dalam menulis cerita fiksi harus konsisten

Macam-macam sudut pandang : Orang Pertama Tunggal, Orang Pertama Jamak, Orang Kedua Tunggal, Orang Kedua Jamak, Orang Ketiga Tunggal, Orang Ketiga Jamak, dan Campuran

Terkait dengan latar/setting pun menggunakan prinsip yang sama. Sementara sudut pandang, tergantung kenyamanan penulis. 

F. Kiat Menulis Cerita Fiksi


Berikut ini adalah proses kreatif menulis cerita fiksi yang terdiri dari niat, membaca, menentukan ide dan genre, membuat outline, mulai menulis, melakukan swasunting, dan publikasi.

  1. Niat (Motivasi diri untuk memulai dan menyelesaikan tulisan). Permasalahan yang dihadapi oleh penulis adalah mengalami kebuntuan ide menyelesaikan tulisan fiksi.
  2. Baca Fiksi Orang Lain. Memperbanyak membaca cerita fiksi karya orang lain dapat menambah bahan belajar atau referensi berupa ide/gagasan/tema, teknik menulis, pemilihan kata, dan gaya penulisan.
  3. Ide dan Genre. Catat segera ide yang muncul di kepala agar ide tidak hilang begitu saja. Kembangkanlah imajinasi untuk menemukan ide, serta pilih genre yang memang disukai dan kuasai.
  4. Outline/ kerangka karangan
    • Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi
    • Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita
    • Membuat premis sesuai tema
    • Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya
    • Menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik
    • Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail
    • Memilih sudut pandang penceritaan yang unik.
  5. Menulis
    • Membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata unik, konflik)
    • Melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara memaparkan secara jelas kepada pembaca
    • Menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh
    • Menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi
    • Memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas
    • Memperkuat tulisan dengan pemilihan kata (diksi)
    • Membuat ending yang baik
  6. Swasunting
    • Dilakukan setelah selesai menulis
    • Jangan menulis sambil mengedit
    • Memfokuskan penyuntingan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah
    • Atur penulisan, ejaan, dan logika cerita
    • Usahakan menempatkan diri pada posisi sebagai penyunting agar tega menyunting tulisan sendiri
    • Jangan lupa menyiapkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

 Berikut merupakan beberapa buah pokiran narasumber yang dituangkan lewat tulisan-tulisan cerita fiksi:

 


Berikut adalah jawaban Narasumber atas pertanyaan-pertanyaan yang masuk :

  1. Bebaskan ide dengan tetap berpegangan pada koridor yang ada. Misalnya, tidak menyinggung SARA, berpotensi menimbulkan konflik, dll (Jawaban dari pertanyaan ibu Rosjida di Ciamis)
  2. Pengalaman pribadi, kita bisa jadikan cerita fiksi. Membuat outline/kerangka cerita. Catat ide yang diperoleh di notes. Pakailah prinsip selesaikan yang telah dimulai. Jumlah minimal cerpen dan halaman menyesuaikan dengan ketentuan dari penerbit. Tidak ada keharusan harus satu tema. Beberapa tema juga tidak masalah (Jawaban dari pertanyaan ibu Anita di Jakarta)
  3. Cara supaya kisahnya nyata itu bisa menjadi benar-benar menjadi fiksi adalah ganti nama tokoh, latar/setting, dan unsur-unsur pembentuk lainnya. Tambahkan bumbu tulisan biar enak dibaca. Bumbu bisa berupa tambahan imajinasi atau tokoh antagonis. (Jawaban dari pertanyaan Kang Dadan di Sukabumi)
  4. Tidak ada batasan jumlah kata dalam kalimat untuk cerpen. Kecuali untuk cerita anak tergantung dari jenjang pembacanya. Namun, idealnya untuk pembaca dewasa maksimal 18 kata per kalimat. Dialog pendek tidak ada aturan baku, kecuali aturan penulisan saja. (Jawaban dari pertanyaan Nancy Olivia di Jakarta)

Demikian materi luar biasa ini disampaikan. Semua pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya ada sudah terjawab semua. Sekarang yang harus dilakukan selanjutnya adalah memulai mencoba menulis cerita fiksi.

"Deskripsi dimulai dalam imajinasi penulis, tetapi harus selesai dalam imajinasi pembaca". – Stephen King

Sama seperti harapan pada resume-resume saya sebelumnya. semoga tulisan resume ini juga dapat memberikan motivasi bagi para pembaca khususnya para penulis pemula seperti saya. 

Terima kasih.

Nancy Olivia, M.Pd 

 

 




20 komentar:

  1. Bagus bu ulasannya. Perlu hayalan seperti anak2 bu baru bisa wkwk

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Amin Pak... terima kasih Pak Anto...ketua kelas kebanggan ku...

      Hapus
  3. Kereeeen, Rapi, Runtut, Lengkap. Lanjutkan !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Pak.... senangnya saya, ada pakar menulis yang meninggalkan jejak di postingan saya...hehehe :)

      Hapus
  4. Sungguh menarik resumenya, dari mulai tampilan hingga isinya yang detail,

    BalasHapus
  5. Resumenya bagus rapi dan lengkap.lanjutkan

    BalasHapus
  6. Cakep pisan resumenya ibu. semangaaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hatur Nuhun Ibu Kartini... penyemangatku terus belajar menulis :)

      Hapus
    2. Mantap kakak....
      sangat runut dan menarik

      Hapus
    3. Mauliate Kakak.... semoga benar adanya :)

      Hapus

Resume-30 Teknik Promosi Buku (Rabu, 7 Agustus 2024-KBMN31)

  Materi            : Teknik Promosi Buku Narasumber   : Akbar Zainudin, MM., MNE., M.Pd. Moderator     :  Dyah Kusumaningrum, ST. Salam dan...