Halaman

Rabu, 22 Mei 2024

Resume-10 Menulis Itu Mudah (Rabu, 20 Mei 2024-KBMN31)

 


Materi            : MENULIS ITU MUDAH

Narasumber   : Prof. Dr. Ngainun Naim, M.HI.

Moderator     : Sigid Purwo Nugroho, S.H.


Salam dan bahagia.


Jika Tanganku adalah kuas, maka tulisanku adalah lukisan berjuta warna.

Jika tulisanku adalah musik, maka aksaraku kan menari melentingkan rasa seirama.

Jika menulis laksana udara, kan kuhirup aroma berjuta asa
Menelisip masuk relung dada
Memenuhi peparuku dengan berjuta frasa. 

Ya Menulis itu mudah, semudah bernafas, berkata, melukis, bernyanyi maupun menari. 
-Sigid PN, S.H.-


Rangkaian kata dalam kalimat-kalimat yang menginspirasi di atas adalah ungkapan ajakan moderator yang menemani kita mendulang ilmu pada pertemuan ke10 Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang 31 yaitu Bapak Sigid PN, S.H (Alumni KBMN PGRI Gelombang 23). Beliau akan mendampingi Bapak Prof. Dr. Ngainun Naim, M.HI. yang menjadi narasumber untuk materi dengan tajuk "Menulis itu Mudah".

Bapak Sigid sang moderator memantik kita dengan mengingatkan bahwa banyak sekali quote-quote baik dari penulis terkenal hingga tokoh besar. dua di antaranya adalah sbb:

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian 
-  Pramoedya Ananta Toer.

Jika kamu ingin menjadi seorang penulis, kamu harus melakukan dua hal di atas segalanya: banyak membaca dan banyak menulis. - Stephen King.

Moderator berbagi rasa kepada kami, terkadang beliau berpikir kapan buku karyanya bisa terus bertambah... bertambah dan bertambah... Ternyata beliau berpikir "menulis itu ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dan terkadang kita membutuhkan motivasi dari orang-orang di sekeliling kita". Kemudian berbagi pengalaman saat beliau menjadi peserta KBMN, beliau menyimak materi dari Prof. Dr. Ngainun Naim, M.H.I. yang ditayangkan dalam video di channel youtube pribadinya. Bapak Sigid sangat termotivasi oleh beliau untuk menjadi pegiat literasi. Esok harinya, Pak Sigid menayangkan kembali di kelas, dan luar biasa, murid-murid pun sangat termotivasi untuk mengikuti jejak Prof. Dr. Ngainun Naim. M. H.I. Berikut link youtube video milik Prof. Dr. Ngainun Naim. M. H.I. tersebut :  

Dalam sapaan pembukanya, narasumber yaitu Prof. Dr. Ngainun Naim. M. H.I. menyampaikan, "Kata
MUDAH itu tidak berlaku untuk semua orang. Bagi yang memenuhi kriteria tertentu, menulis memang mudah. Tapi bagi yang jarang menulis, kata MUDAH tampaknya perlu untuk dipertimbangkan"
Sebagai pemantik, narasumber mempersilahkan kami membaca tulisan sederhananya yang dibagikan melalui link https://www.spirit-literasi.id/2024/04/perjalanan-ke-barat-resepsi-dan.html yang berjudul "Perjalanan ke Barat, Resepsi, dan Silahturahmi". Kemudian, penyampaian materi pun dimulai....

Beliau menyampaikan beberapa hal yang penting diperhatikan dalam menulis, diantaranya

1. Menulis tentang yang dialami 
Jika ingin mudah menulis, yang sebaiknya dilakukan adalah tulislah yang kita semua pernah alami. Hanya bercerita saja dalam bentuk tulisan. Sehingga tidak perlu banyak berfikir, seperti contoh tulisan beliau berjudul "Kelepon dan Pentol Kuah" yang dapat dibaca dalam  https://ngainun-naim.blogspot.com/2023/12/kelepon-dan-pentol-kuah.html .

Dari judulnya sudah sangat simple, mudah ditemui, dan ternyata dalam penulisan isinya Prof. Ngainun menggunakan kata-kata trend yang kekinian. Kaum milenial dan Gen-Z dijamin tidak bosan membacanya, seperti buku beberapa buku yang ditulisnya sendiri tentang kumpulan catatan selama perjalanannya.
Buku ini berisi catatan selama mendapatkan biaya studi selama sekitar 11 hari di Brunei Darussalam. Menjadi buku dengan ketebalan sekitar 100 halaman karena di dalamnya juga terdapat banyak foto.

buku antologi. Jadi selama 11 hari di Brunei Darussalam, menghasilkan 1 buku mandiri, 1 buku antologi, dan 1 artikel ilmiah.

2. Menulis apa yang dibaca
Menulis akan mudah jika kita menulis apa yang dibaca. Bentuknya bisa disebut dengan RESENSI BUKU.

Apa, mengapa, dan bagaimana dengan resensi buku?

Jawabannya ada dalam tulisan beliau berjudul "Membuat Resensi Buku" pada link   https://www.spirit-literasi.id/2020/10/membuat-resensi-buku.html 

Sedangkan contoh resensi sederhana yang ditulisnya dapat diakses pada link  https://ngainun-naim.blogspot.com/search/label/RESENSI%20BUKU   

3. Menulis tentang orang-orang di sekitar kita.
Orang-orang di sekitar kita bisa siapa saja, seperti orang tua kita, guru kita, tetangga atau tentang siapa pun. Intinya kita menulis hal apa pun yang menurut kita menarik.

Seperti tulisan beliau tentang gurunya yang dapat diakses pada link https://www.spirit-literasi.id/2024/03/role-model.html  atau tentang almarhum ayahanda beliau yang dapat diakses pada link https://ngainun-naim.blogspot.com/2023/04/silaturrahim-dan-kepekaan.html 

 

https://ngainun-naim.blogspot.com/2023/04/silaturrahim-dan-kepekaan.html

Strategi Menulis

1. Menulis di pagi hari

Di pagi hari, keadaan tubuh masih segar dan otak belum lelah bekerja. Mungkin ada yang setuju dan tidak setuju dengan ini, karena karakteristik setiap orang berbeda-beda. Bagi narasumber sendiri, pagi hari memang waktu istimewa  karena jika malam, beliau merasa menulis sudah terasa sulit.

2. Bermental proses.
Jangan instan. Tidak ada orang yang bisa menulis dalam hitungan hari. Mungkin ada, tetapi mungkin akan sangat jarang sekali. Narasumber menyebut menulis sebagai JALAN PANJANG (https://www.kompasiana.com/ngainun-naim.berbagi/64f484ad08a8b51abb1cca62/jalan-panjang

3. Menulis sedikit demi sedikit.
Sekali menulis tidak harus langsung banyak. Kebiasaan menulis setiap orang memang berbeda-beda. Seperti narasumber sendiri misalnya, ada beberapa tulisannya yang ditulis di buku tulis terlebih dahulu. Beliau menuliskannya sedikit demi sedikit, misalnya sekali duduk menulis sekitar 2-3 paragraf yang disebutnya NGEMIL (seperti orang makan saja). Sang narasumber menuliskan kebiasaan menulisnya ini dalam https://www.spirit-literasi.id/2023/06/hernowo-spirit-literasi-dan-teknik.html yang berjudul "Hernowo, Spirit Literasi, dan Teknik Ngemil".

4. Sabar menjalani proses
Banyak orang ingin menjadi penulis tetapi tidak tahan dengan hambatan. Misalnya tidak menemukan ide. Padahal ide itu ada di mana-mana. Diri kita sendiri juga dapat menjadi sumber ide. Hanya butuh kepekaan dan latihan. Jika tidak sabar, ide juga tidak akan ditemukan. Seperti tulisan beliau yang berjudul "Pikiran, Keimanan, dan Kecerdasan" yang dituliskannya setelah mendengar khotbah Jumat (https://www.spirit-literasi.id/2024/02/pikiran-keimanan-dan-kecerdasan.html).
Jadi, sabarlah menjalani proses. Pelan tetapi pasti nantinya menulis akan mudah.

Berikut adalah rangkuman jawaban yang diberikan  Prof. Dr. Ngajinun Naim. M. H.I. atas pertanyaan-pertanyaan dari teman-teman KBMN PGRI Gelombang 31 :

  1. Tips membumbui cerita yang bersumber dari pengalaman supaya bisa membuat orang tertarik untuk membacanya adalah dengan sering berlatih,banyak membaca danmengembangkan imajinasi. Semuanya itu merupakan keterampilan yang perlu dilatih. Prosesnya memang tidak sederhana. Mudah diucapkan tetapi saat dipraktikkan tidak selalu mudah. (pertanyaan Bapak Dadan Suandi)
  2. Tentu saja saya sering mengalami hambatan. Sebabnya banyak. Misalnya, kesibukan yang tinggi. Bisa juga karena macet. Saya selalu berusaha membangun kesadaran diri bahwa bisa menulis itu anugrah hidup yang harus disyukuri. Caranya ya dengan menulis itu sendiri. Karena itu ketika macet, saya berusaha mengurainya. Bisa dengan membaca Al-Qur'an. Bisa juga dengan cara-cara lainnya. Meskipun tidak selalu mudah, biasanya akan ditemukan solusi untuk mengatasi hambatan yang ada. Asal ada kemauan, Insyaallah ada jalan. Where there is a will, there is a way. (pertanyaan Ibu Umi Kulsum Kebumen).
  3. Perlu proses. Pelan-pelan dipersiapkan segala sesuatunya. Di kampus saya, setiap kelompok mahasiswa KKN harus membuat buku antologi. Itu baru jalan setelah beberapa tahun. Sekarang sudah mapan. Dosen juga begitu. Banyak manfaatnya tetapi semuanya butuh proses, seperti yang tertuang dalam tulisan berjudul "Dari Sepuluh Halaman Menuju Satu Buku" yang dapat diakses melalui link https://www.spirit-literasi.id/2021/03/dari-sepuluh-halaman-menuju-satu-buku.html. (pertanyaan Kang YS)
  4. Saya sendiri dulu sering mengalaminya juga dalam menulis. Seringkali saya menuliskan kata yang sama atau pengulangan kata sehingga saya merasa kalau tulisan saya tidak enak dibaca dan terkesan tidak nyambung. Caranya memang harus banyak membaca. Jika bacaan kita banyak, imajinasi kita kaya. Tabungan kosa kata banyak. Ini akan berpengaruh saat nulis. Juga perlu sering berlatih menulis. Dengan cara ini, apa yang Anda alami akan terkurangi. Mari terus menulis, jalani prosesnya dan nikmati aktivitasnya. (pertanyaan Ibu Cicin-Garut)


"Deskripsi dimulai dalam imajinasi penulis, tetapi harus selesai dalam imajinasi pembaca". – Stephen King

Sama seperti harapan pada resume-resume saya sebelumnya. semoga tulisan resume ini juga dapat memberikan motivasi bagi para pembaca khususnya para penulis pemula seperti saya. 

Terima kasih.

Nancy Olivia, M.Pd




12 komentar:

Resume-30 Teknik Promosi Buku (Rabu, 7 Agustus 2024-KBMN31)

  Materi            : Teknik Promosi Buku Narasumber   : Akbar Zainudin, MM., MNE., M.Pd. Moderator     :  Dyah Kusumaningrum, ST. Salam dan...