Halaman

Senin, 20 Mei 2024

Resume-9 Writing By Heart (Senin, 20 Mei 2024-KBMN31)

 



Materi            : WRITING BY HEART

Narasumber   : Mutmainah, M.Pd.

Moderator     : Widya Arema


Salam dan bahagia.

Sejak bergabung di KBMN PGRI ke-31, saya memiliki kebiasaan-baru yang menjadi candu sehingga apabila tidak dilakukan, saya akan merasa seperti ada yang kurang. Membaca hasil tulisan teman-teman KBMN PGRI ke-31 dan tulisan dari para mentor di TSO (Tim Solid Omjay) adalah candu bagi saya. Walaupun mungkin saya tidak secepat teman-teman lainnya dalam membaca atau merespon setiap kali ada kiriman tulisan yang masuk ke group whatsapp kami, tetapi saya memiliki waktu tetap setiap harinya untuk membaca semuanya secara lebih fokus dan benar-benar menikmatinya. Waktu khusus yang saya sediakan adalah setiap pukul 13.00 WIB atau pukul 20.00 WIB setiap harinya. Semua tulisan saya cermati, nikmati dan saya apresiasi. Bermacam-macam tulisan yang masuk seperti cerpen, ulasan atau opini, berita atau informasi-informasi penting sampai karya sastra puisi indah.

Saya termasuk penikmat cerpen, dan ulasan-ulasan, tetapi saat ini puisi karya beberapa teman penulis menjadi candu baru bagi saya. Membaca puisi-puisi yang membuat terhanyut dalam berbagai sensasi rasa yang dimunculkan, membaca cerpen yang membuat saya seperti berada langsung sebagai saksi dari peristiwa yang ceritakan serta sibuk beragumentasi sendiri dalam pikiran saya setelah membaca ulasan-ulasan tajam yang memang membahas sesuatu yang benar-benar sedang perlu untuk dicermati dan dipahami. Betapa hebat para penulis-penulis di KBMN PGRI ini... itulah yang terlintas di pikiran saya. Betapa mahir mereka menyampaikan isi tulisan mereka sehingga mampu memunculkan berbagai sensasi rasa dan emosi bagi saya....

Pertemuan malam ini, Ibu Mutmainah sebagai narasumber dan Ibu Widya Arema akan menyampaikan materi yang mungkin menjadi rahasia karya-karya  tulisan hebat yang saya sampaikan di atas yaitu "Writing By Heart". Ibu Mutmainah berbagi tentang maksud menulis dengan hati, bagaimana tips untuk bisa menghasilkan tulisan dengan hati dan apa keajaiban yang akan muncul dari menulis dengan hati. Ibu Mutmainah memulai karier sebagai penulis di KBMN setelah menamatkan kelas belajarnya pada gelombang 24 (Januari-Maret 2022) dan secara produktif menghasilkan banyak buku karya antologi. Beliau berasal dari Lebak Banten dan biasa disapa Emut Lebak.

Ibu Widya Arema sang moderator yang juga alumni KBMN PGRI gelombang 24 dan berasal dari Malang, membuka pertemuan dengan menyuguhkan kutipan dari penulis ternama "Tere Liye" dalam "Komet Minor".

BAAAM! Dari jarak sepuluh kilometer , melesat keluar dari dalam lautan seekor ikan raksasa-setidaknya bentuknya masih mirip ikan. Masih jauh, tapi sudah terihat besar sekali, lebih besar dibanding gurita yang mengejar kami beberapa hari lalu. Ikan ini memiliki enam tanduk, ekornya panjang dengan sirip-sirip melengkung bagai surai. Kulitnya berwarna kuning keemasan, memantulkan cahaya matahari. Aku mengeluh, tidakkah urusan ini  bisa lebih mudah? Kami bertiga masih dalam kondisi terikat, tidak bisa meloloskan diri, tidak bisa bergerak, ditambah lagi ikan raksasa ini. 
“BAAAM!Lima belas detik terbang di udara, ikan raksasa itu berdebam kembali memasuki lautan, membuat ombak tinggi, bagai gelombang tsunami puluhan meter. Hitungan detik, gelombang itu tiba, kapal kami yang terikat jangkar, terbanting kesana-kemari. Hanya karena jaring perak mengunci tubuh kami ke lantai kapal, kami tidak terlempar ke lautan. Tapi itu tetap tidak bisa melindungi dari lidah ombak, yang segera membuat kami basah kuyup. (Tere Liye dalam Komet Minor)

Beliau melanjutkan dengan  menyampaikan : 

Untaian kata kadang membuat kita terbang merotasi udara. 
Seuntai kata, kadang membuat rona merah di wajah. 
Seuntai kata kadang bisa membuat kita jatuh cinta. 
Tapi.. 
Seuntai kata bisa juga membuat kita terpuruk jatuh tak berdaya.

Ungkapan fakta yang tersampaikan dengan indah dan menarik sekali bukan... 

Kemudian, moderator menyampaikan salah satu puisi indah karya Ibu Mutmainah sang narasumber, dari buku kumpulan puisi beliau.

ANTARA KITA

Ketika air mata langit turun mencipta genang di pelataran rumah, aku kembali terkenang pada rindu yang lupa jalan pulang
Pada rindu yang mengembara tak tau arah

Pijaran lentera menyala memantulkan cahaya dalam remang, masih saja membayang seraut wajah pada ingatan yang tak ingin hilang

Sesukar ini kah lupa? Setiap kisahnya menjelma rententan kata
Mencipta rindu pada warna warni rasa
Mestinya tak sulit lupakan segalanya 
Jarak yang membentang, bersua yang tak kunjung, hingga tinggalah kenangan

Antara kita .... 
Terikat dawai persaudaraan
Tak lekang oleh waktu pun ujian

Lebak, April 2024
Emut



"Sesuatu yang ditulis dengan hati maka akan sampai di hati pula", demikian Ibu Mutmainah memaknai Menulis dengan hati (writting by heart).
 
Agar dapat menulis dengan hati, berikut beberapa tips dari narasumber yang dapat kita coba terapkan :

Tips menulis dengan hati 

1. Libatkan emosi. 

Tulislah semua yang kita rasakan, amati dan dengarkan dengan melibatkan emosi positif . Emosi yang penuh warna dan rasa dalam dalam proses penulisannya. Tulis semua yang ingin kita tuliskan dan yang ada di pikiran kita tanpa memikirkan benar atau salah, tanpa perlu mengedit.  

Jika tentang kesedihan, maka gambarkanlah kesedihan itu dalam tulisan kita dan munculkan bagaimana kesedihan itu terasa. Sampaikan semua melalui tulisan seolah kita sedang menyampaikannya kepada seseorang. Demikian juga dengan amarah. Sampaikan rasa kemarahan dalam kata-kata yang membuat pembaca seolah turut merasakan aura kemarahan itu.

Suasana dan emosi yang dirasa, perlu untuk diolah lalu dituangkan ke dalam tulisan sehingga para pembaca dapat merasakannya juga dan turut terhanyut serta menikmati tulisan tersebut. Yang perlu diingat adalah jangan sampai salah dalam menempatkan emosi. Penting bagi penulis untuk memahami terlebih dahulu emosi yang sedang dirasakannya saat ingin memulai menulis lalu sesuaikanlah mood yang terbentuk dengan ide yang ingin dituliskannya tanpa rasa ragu. Tulislah seperti sedang menulis diary namun dalam berbagai bentuk tulisan. Jika sudah terbiasa, menulis akan menjadi kegiatan yang menyenangkan dan bahkan menjadi candu yang mengasyikkan.

2. Libatkan panca indera. 

    Tiga sahabat itu meringkuk ketakutan. Di tengah samudra biru, mereka terombang-ambing diatas kapal yang sudah lubang sana sini. Tangan mereka terikat jaring dengan kuat, sementara mulut kelu dalam gigil kedinginan. Dari kejauhan sesosok makhluk yang besar semakin mendekati mereka. Makhluk itu sangat besar, tingginya melebihi pohon kelapa. Badannya sebesar gedung tingkat delapan. Surainya mencuat tinggi berwarna keperakan disinari matahari. Entah makhluk apa yang mereka lihat. Matanya yang merah menampakkan amarah. Makhluk itu menghantamkan ekornya dengan kuat. Byuuuurrrr, seketika air laut bergejolak setinggi 30 meter. Baju mereka basah kuyup, rasa dingin bukan masalah terbesar mereka. Tapi tatapan marah ikan itu. Ikan itu semakin mendekati mereka. Satu ayunan sirip lagi, akan tiba dihadapan mereka. Ooh bagaimana nasib ketiga sahabat itu selanjutnya?

Membaca paragraf di atas, tentu kita  juga merasakan dingin, dan ketakutan seperti ketiga sahabat itu. Jadikan tulisan kita memiliki rasa takut, senang, melalui melihat, mendengar, membau. Libatkan semua panca indera.

3. Tuliskan sesuatu yang kita sukai 

Tentunya kita pernah merasa jatuh cinta. Kita pastinya akan menggambarkan orang yang kita suka dengan deskripsi yang lengkap mulai dari wajahnya,  penampilannya, sikapnya. Bahkan senyumnya pun dapat kita lukiskan dengan jelas. Kita dapat mendeskripsikannya dengan lengkap karena rasa SUKA.

Jangan menulis sesuatu yang tidak kita sukai. Ibaratnya jika tidak menyukai minum kopi, jangan memaksa minum kopi. Sehingga pasti kita tidak akan dapat menggambarkan kopi itu secara obyektif . 

Tulislah hanya yang kita sukai dan  jangan menulis karena terpaksa. Perlu diingat, tulisan yang ditulis dengan terpaksa hanya akan berupa rangkaian huruf tanpa nyawa. kosong, bisu dan tak membekas di hati pembaca.

Menulis adalah soal perasaan. Tidak cukup hanya pengetahuan, seorang penulis harus memiliki pemahaman. Pemahaman dimulai dari memahami diri sendiri baru memahami orang lain. 

Penulis yang punya rasa akan menjadi sensitif dan mampu menangkap banyak hal. Rasa akan mempengaruhi tulisan, tulisannya akan menjadi lebih dalam dan dapat dimaknai oleh pembaca karena menyentuh pembaca. Dengan melibatkan rasa, penulis akan merasakan pengalaman keterlibatan sesuatu yang menggelegak dari dalam dirinya dan hal itu kemudian akan ditangkap oleh pembacanya. 

Menulis adalah seni. Seni adalah keindahan. Seni adalah kreativitas. Seni juga bisa berarti jalan. Dengan seni, penulis memiliki jalan yang otentik di dalam karya-karyanya yang sulit ditiru oleh orang lain dan menjadi ciri khas mendalam dari penulis.

4. Jangan Mengharap Pujian

Pastikan, "UNTUK APA KITA MENULIS". Jika menulis hanya karena pujian, orientasi kita bukan pada segi manfaat tulisan kita. Tapi semata mata karena ingin dipuji.  Dan saat tulisan kita sepi dari pujian maka kita akan badmood bahkan malas untuk menulis.

5. Who dan do 

Who artinya kenali siapa yang akan membaca tulisan kita. Jika kita ingin tulisan kita mengena pada remaja maka posisikan diri kita sebagai remaja. Mulai dari gaya bahasa, topik dan hal- hal yang sedang gemari remaja. Jadikan diri kita sebagai pembaca. 

Do artinya pesan apa yang ingin kita sampaikan pada pembaca. Dengan harapan pembaca akan melakukan apa yang kita tulis dan kita harapkan sesuai tujuan tulisan kita.

6. READ AND READ. 

Seorang penulis hendaknya suka membaca. Ibarat kendaraan maka membaca adalah bahan bakar seorang penulis. Dengan membaca kita akan kaya akan ide, bahasa dan bahan menulis.

Dikutip dari Rencanamu.id (24/09/18), hasil dari penelitian Stephen D. Krashen dalam bukunya yang berjudul Writing: Research, Theory, and Application , bahwa ada hubungan antara kegiatan membaca dan menulis. Responden yang merupakan para penulis itu ternyata gemar membaca sejak kecil dan mengaku sudah terbiasa menulis sejak masih sekolah.

Jadi, semakin banyak seseorang membaca, wawasan dan pengatahuannya pun akan semakin luas, sehingga memiliki banyak referensi atau ide untuk menulis. Dengan kata lain, tiap kalimat yang dituliskan akan mengalir mudah, karena sudah mempunyai bekal informasi.

7. Jujur

Mulutmu bisa berbohong tapi tulisanmu tidak

Kata orang apa yang tertulis tak mampu berbohong bahwa tulisan adalah isi hati penulis, saat matamu bisa berbohong maka tulisanmu tidak, artinya tulisan kita adalah gambaran dari kita

8. Konsisten. 

Konsisten adalah kata yang sangat mudah dikatakan tapi susah dilakukan. Ibarat berjalan selalu ada karang  yang menghadang Angin badai menerpa, meruntuhkan kesadaran. Tapi yakinlah itu semua hanya kerikil tajam sandungan yang akan memperkokoh genggaman tangan dalam satu TUJUAN yakni menjadi penulis.

Saat lelah mendera, pikiran buntu, atau writer block menyerang istirahatlah. Tapi setelah itu ayunkan kaki lebih tinggi

Tulisan yang dibuat dengan hati akan sampai ke hati juga.  Tulisan itu akan membius dan membekas dihati pembacanya. Saat tulisan kita memiliki jiwa (soul), maka tulisan itu tidak akan membosankan. Tulisan akan melekat dalam ingatan.


Manfaat Menulis dengan Hati

1. Lebih menyentuh pembaca

Tulisan yang dihasilkan dari luapan emosi, akan lebih menggugah pembaca. Sebaliknya tulisan yang datar, akan terasa membosankan.

Saat menulis, kita tidak hanya memproduksi kata-kata, namun kita tengah memproduksi rasa. Maka hadirkan perasaan dan emosi positif saat menulis. munculkan emosi positif dalam diri sehingga membanjiri diri selama proses menulis. Emosi positif ini akan membimbing untuk terus menerus mengeluarkan kata-kata. Rasakanlah, Tulisan yang dipengaruhi oleh emosi positif pasti sangat berbeda dengan tulisan yang dipengaruhi emosi negatif.

2. Lebih mudah menyusun cerita

Ketika kita sedang menulis sebuah novel dengan sepenuh jiwa, maka tulisan tersebut akan memiliki nyawa dan seolah-olah dapat dirasakan secara nyata oleh pembaca. Kita tentunya pernah membaca sebuah buku yang membuat kita merasa masih larut dalam cerita meskipun sudah selesai membacanya. Hal ini dapat dimungkinkan karena penulis buku tersebut sangat menjiwai tulisannya.

3. Lebih mudah menyusun cerita. 

Tentu kita pernah merasakan Writer Block . Tak ada ide menulis. Jangankan menulis paragraf. Membuat kalimat saja kadang tak terangkai. Maka cobalah menulis dengan hati. 

Tulis semua yang ada disekeliling kita, rasakan dengan indera kita. Tulis saja, tanpa mengindahkan kaidah penulisan. Tulis seolah kita berbicara. 

Menulislah dengan berbagi rasa lewat abjad, dan menyentuh hati pembaca lewat tulisan.

Bandingkan dua tulisan berikut ini. 

Contoh menulis melibatkan hati dan tidak melibatkan hati

  1. Hari ini hujan turun dengan lebat. Budi sang penjual koran duduk kedingian di trotoar dengan menahan rasa lapar. 
  2. Awan mendung terlihat menghitam, suara tetesan hujan semakin menderas. Sesekali terdengar cahaya kilat dan suara petir memekakkan telinga. Si budi kecil penjual koran, menggigil dalam beku. Matanya perih menahan tetesan hujan. Mulutnya membiru, seakan membeku. tangan dan kakinya kelu dan lunglai menahan lapar seharian. Tuhan berikan rezeki untuk bisa kumakan hari ini pintanya syahdu memandang awan kelabu.

Tulisan yang pertama terkesan biasa saja, sedangkan tulisan yang kedua terasa menyentuh. Contoh tulisan yang pertama tentu lebih menyentuh dan terasa karena ditulis sepenuh hati, berbeda dengan tulisan kedua yang terasa datar.

Berikut adalah jawaban dari narasumber atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta KBMN yang dapat kita jadikan catatan tambahan untuk dapat "Menulis dengan Hati":

  1. Agar tulisan kita dapat bernyawa dan hidup sehingga pembaca merasa larut dalam cerita, kita juga dapat menulis dengan melibatkan semua panca indra, amati sekitar kita kemudian tuang dalam tulisan, juga berikan sedikit sentuhan imajinasi. (Ibu Fanie Radjib dari Tangerang)
  2. Yang kedua cara mengatasi writer blocks. Rehat dahulu, lakukan hobi dan kesukaan kita. Bisa juga dengan jalan-jalan sejenak, istilah kita sekarang healing. Shoping apapun itu asal pikiran kita kembali fresh. (Ibu Fanie Radjib dari Tangerang)
  3. Tidak semua tulisan harus ditulis puitis. Dengan bahasa sederhana saja asal kita kelola dengan baik pasti akan menyentuh juga. Bahan bakar seorang penulis adalah membaca. Yuk kita isi bahan bakar kita dengan banyak membaca  (Kang Yusanto)
  4. Cara Penting Menentukan Judul  
✅Mencakup Pikiran Pokok dalam Tulisan. 
✅ Cari diksi yang Tepat.
✅Membuat Pembaca Penasaran. 
✅Tidak Terlalu Panjang. 
✅Tidak Bertele-tele dan Mudah Dipahami.

Pesan penutup Ibu Mutmainah 

"Mari bergandengan tangan untuk menyemarakkan literasi di negeri tercinta. Bersama kita pasti bisa menebar warna indah dalam goresan karya".

Setelah ditutup dengan narasumber, ibu Widya sang moderator menutup dengan puisi.

Setiap kita adalah karya indah... 

Setiap kita adalah buku sejarah... 

Tergantung kita akan menutup atau membuka sejarah. 

Membuka, dan  menarikan setiap deretan huruf kenangan. Menggoreskan kisah sejarah dalam keabadiaan. Dikenang dalam peradaban. 

Ataukah... 

Mengunci rapat buku itu. Dan hanya kita yang tahu. 

Tertinggal.... Terlewat... Terkubur tanpa kenangan. 

Dan terlupakan tanpa perayaan. 

Hanya kita bisa yang menentukan. Jadikan kisah kita abadi dalam ingatan sejarah. 

Sekarang atau tergerus roda kesibukan. 

Karena satu ons tindakan nyata lebih berharga dari satu ton niatan.

Yuuk tentukan genre Anda.....


"Deskripsi dimulai dalam imajinasi penulis, tetapi harus selesai dalam imajinasi pembaca". – Stephen King

Sama seperti harapan pada resume-resume saya sebelumnya. semoga tulisan resume ini juga dapat memberikan motivasi bagi para pembaca khususnya para penulis pemula seperti saya. 

Terima kasih.

Nancy Olivia, M.Pd

10 komentar:

Resume-30 Teknik Promosi Buku (Rabu, 7 Agustus 2024-KBMN31)

  Materi            : Teknik Promosi Buku Narasumber   : Akbar Zainudin, MM., MNE., M.Pd. Moderator     :  Dyah Kusumaningrum, ST. Salam dan...