Materi : Menulis Puisi
Narasumber : Dr. Hj. E. Hasanah, M.Pd.
Moderator : Widya Arema
![]() |
Bukti kelulusan Ibu Hasanah dari KBMN gelombang 18 |
Ciri-ciri:
- Memiliki bentuk yang rapi dan simetris (sama)
- Persajakan akhir yang teratur
- Menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain
- Sebagaian besar puisi empat seuntai (baris)
Jenis Puisi:
- Balada, yaitu puisi berisi kisah/ cerita.
Ia mengayuh semangatnyaMenjual koran di pagi hariPanasnya matahari, dinginnya hujanTak ia rasakanIa sampai putus sekolahCita-cita tak lagi ia gantungkanHanya ada satu kewajibanMenjual koran, mencari makan
- Himne, adalah puisi pujaan untuk menghormati Tuhan, seorang pahlawan, atau tanah air.
- Ode, adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi bersifat menyanjung terhadap pribadi tertentu.
- Epigram, yaitu puisi yang berisi tuntunan/ ajaran hidup.
- Romansa, adalah puisi yang berisi luapan cinta kasih.
- Elegi, adalah puisi yang berisi ratap tangis/ kesedihan.
- Satire, yaitu puisi yang berisi sindiran/ kritik.
Saat ini yang digandrungi penulis jenis puisi bebas, walaupun ada puisi yg terikat dengan aturannya seperti puisi patidusa di atas, ada puisi telelet, puisi akrostik, puisi 2.0, dan puisi lainnya.
Larik ke-1 tiga kata
Larik ke-2 empat kata
Larik ke-3 lima kata
Larik ke-4 enam kata
Larik ke-5 lima kata
Larik ke-6 empat kata
Larik ke-7 tiga kata
MERADANG SEPI
(By. NDY)
Di relung hati yang kelamMeradang sepi menyapa dalamJiwa meronta, lara menderaMencari apa yang kau rasaAngin berbisik, membawa getirMenambah pilu di jiwa yang hampaKau katakan, biarkan kau simpan semua rasa sakitmuNamun langit kelabu, mentari redupMemantulkan bayang semu yang kelamIngin ku teriak, ingin ku menangis,Melampiaskan rasa yang terpendam diirisIngin ku ada disisimu, menemani sepiBiarkan kau katakan jangan aku resahTapi aku resah karenamuBogor, 20 Juni 2024
****************************************************************
Menakar Kerinduan
Karya : Fannie Radjib
Sudah kutakar rinduku
Kini kuhitung berapa rindu lagi yang akan aku rasakan
Kucoba terus bertahan
Berapa lama lagi kubendung kerinduan
Mencoba berlari dan menahan rasa yang tertikam
Pada kesunyian malam penuh gemintang
Kuhanya berdiam dan coba menghilang
Sembunyi menahan perihnya rindu penuh imaji
Kini penantian rasanya tiada arti lagi
Mimpi hanya ilusi
Sepi begitu akrab menghampiri
Kuberjalan dengan pasti
Perlahan kunikmati
Berjuang demi harapan
Perlahan aku tepis kesepian
Melangkah ke depan meraih masa depan
****************************************************************
Dejafu
(By. Widya Arema)
Aku pernah di titik itu
Tercerai rasa pilu
Menggombak rasa
Kecewa.
Luka
Meniduriku semena
Tanpa rasa peduli
Seakan tiada memberi jeda.
Saat kakiku kuat melangkah
Kau seret aku
Di kumparan sama
Meninabobokkan.
Merayu
Membalut diksi
Manis secawan madu
Mencuci bersih kesadaran otakku.
Ha ha kau pikir ku lena
Terperosok di pukat sama
Mencicipi rayuan
Menjijikkan.
Malang, 18 Juli 2024
****************************************************************
DISTORSI
-NDY-
Fakta
Mencari cara
Orasi penuh dusta
Memangkas rimbun kebenaran, palsu.
Sosok
Jumawa picik
Langkah penuh muslihat
Lembut mendayu licik menipu.
Jejak
Memberi harapan
Agungkan rasa cinta
Janji mencipta rayuan semu.
Dia
Entah siapa
Membuka mata hati
Kembali tersadarkan akan durjana.
Bogor, 17 Juli 2024
****************************************************************
Terhempas diruang waktu
Saat terjatuh di lubang lara
Terpuruk terhempas menghampa
Berkecamuk lara
Sendiri
Mengingatmu
Menimbulkan luka
Mengenang menggapai parasmu
Membuat menggigil relung kalbu
Kini
Coba membalut
Semua lara nestapa
Bangkit sendiri berjalan tanpamu
Kota hujan, 17 Juli 2024
Sendiri tanpamu
****************************************************************
Matahari Senja
Oleh: E. Hasanah
Sempurna
Kuasa pencipta
Hasil maha karya
Lukisan indah hiasi Cakrawala
Cahaya sisa sang Surya
Memancar penuh pesona
Semburat jingga
Senja
Terpana
Tundukkan jiwa
Diakui dalam Sukma
Ciptaan-Mu berarti penuh makna
Terucap dalam rangkaian doa
Mengiringi tenggelamnya Surya
Barokah usia
Semoga.
****************************************************************
Merindumu
Karya : Fannie Radjib
Dan tiba-tiba aku menangis
Ketika tanpa sengaja mengingatmu
Wajah sendu itu
Kini telah membisu
Hening dalam rindu semu
Tiada lagi temu
Hanya menatap bayangmu
Dalam diam
Cinta, ternyata diriku cinta
Cinta tiada lagi bisa bersua
Hanya dalam sunyi berbisik
Lirih
Rindu, ternyata diriku rindu
Merindumu dalam senyap
Tak mampu lagi terucap
Membisu
Menangis, hanya bisa menangis
Terpaku dalam bisu
Kutitip rindu ini pada desir angin
Yang tak bosan sampaikan rasaku
Tangerang, 17 Juli 2024
****************************************************************
KBMN
Di ruang KBMN ini
Awal aku belajar
Menulis blog
Pribadi
Banyak
Manfaat kudapat
Materinya keren bermanfaat
Bagi peserta yang semangat
Antoro 18072024
****************************************************************
Senandung rindu untuk Mamak
Endang Ratna Juwita
Mak...
Tolong sampaikan senandung duka yang tak terucapkan
Katakan Mak !
Apa yang kau ingin aku perbuat di sisa umurmu
Ingin ku kirim doa
Atau setangkai bunga melati putih
Untuk membuat setitik binar di kerling bola matamu
Mak...
Waktu tersisa kini semakin cepat berdetak
Jam dinding tak bisa berputar mundur
Ku mohon katakan
Jika saatnya tiba
Beri aku kesempatan memelukmu, menghapus rinai air di ujung mata
Menyandarkan kepalamu di dadaku
Aku anakmu
Akan terus menghiburmu
Mencoba semua upaya
Untuk membuatmu tegar
Bahwa kami masih membutuhkanmu
Kota hujan, 17 Juli 2024
Waktu tersisa bersama Mamak
****************************************************************
Surya di Ujung Malam
Sepi sunyi
Detak jam berbunyi syahdu
Laksana suara buluh perindu
Diiringi hembusan sang bayu
Menjalar masuk menuju kalbu
Aku tercekat, terperanjat
Mendengar suara burung malam
Mengisi malam yang kelam
Seolah menyanyi gurindam
Tentang kejahatan di waktu malam
Rembulan
enggan menampakkan diri
mengintip di balik awan
Siapa gerangan di sepertiga malam
Berdialog dengan Tuhan
Malam berganti
Fajar sidik menampakkan diri
menggantikan malam yang undur diri
Subuh datang menjelang
Sang surya datang bersinar terang
****************************************************************
Bergulirnya Waktu
By: Bu Kanjeng
Senja merona hiasi alam
Pancarkan warna jingga
Keindahan memesona
Ciptaan-Mu
Sesaat
Netra membulat
Atma ikut bergetar
Kuasa-Mu menidurkan sang Surya
Sekejap lisan menyebut Nama-Mu
Siang berganti malam
Lalui senja
Gulita
Rehat
Lepaskan penat
Seharian penuh semangat
Mengais rezeki dengan giat
Soloraya , 17 07 2024
****************************************************************
Tunas di Bulan Juli
Karya : Sim Chung Wei
Mentari tersenyum hangat
berlatar langit biru
menghangatkan bumi penh semangat
memberi keceriaan penuh haru
Embun pagi, bagaikan peluk dingin
memantulan cahaya mentari
Memberikan segar, menenangkan batin
bersinar seperti mutiara berseri
Tunas-tunas muda tumbuh
di tahun pelajaran baru
saatnya akan mekar utuh
memberi semangat untuk guru
Di padang berumput hijau
ada angin berbisik mesra
memberi semangat mengalau kacau
menyusun setiap aksara
memberi ilmu pengetahuan
mengasah budi pekerti
membawa tunas dalam petualanagan
dalam jurnal sepetnuh hati
Jakarta, 17 Juli 2024
****************************************************************
Rindu Dalam Sekat
Oleh : Fannie Radjib
Jarak telah memisahkan
Merangkak dalam sepi
Terkadang rindu tak tertepiskan
Mengisakan elegi
Senandung kicau burung bernyanyi
Bagai alunan lagu syahdu
Yang kini setia menemani
Hari-hariku yang terasa pilu
Mengeja satu persatu aksara namamu
Sebagai penghilang rasa rindu
Rindu dalam sekat
Mengisahkan elegi yang tak lagi memikat
Tangerang, 17 Juli 2024
****************************************************************
RINDU TAK BERTEPI
Aku sedang tidak mau dibelai rindu
Aku tak ingin tersiksa dengan rasa yang semu
Hasrat ingin berteriak histeris dalam sendu
Agar terlepas dari belenggu
Yang membuat hatiku pilu
Biarlah rindu itu menembus cakrawala
Dan mengisi ruang hampa
Di antara puing-puing satelit yang berkeliaran
Karena rinduku tak mungkin menemui penawarnya
Jarak yang terpaut jauh tak berujung
Dan aku tak ingin terbuai rasa yang mengusung
Biarkan dia terus melambung
Karena tak mungkin tuk tersambung
Kuingin lepas landas dengan sayapku
Tanpa ada yang mengganggu imajiku
Kuyakinkan hati tanpa rasa ragu
Suatu saat aaminku ada titik temu
Saat mahabbahku pada-Mu tertawan
Kucari penawar yang mempan
Biarlah cinta dan rindu ini kutitipkan
Pada-Mu di sepertiga malam
Kuronce butiran rindu
Menjadi untaian tasbih cinta yang syahdu
Di setiap hela nafas kupandu
Maa fii qalby ghairullaah a'taqidu
Ramadhan syahrun mubarak
Kuingin berdamai dengan rindu yang menyesak
Nuansa surgawi yang semarak
Qiyamullail tuk padukan cinta tanpa Syak
Yusri, Smd_170724
****************************************************************
Omak
Tiarma Naibaho
Ibuku kupanggil omak
Wanita tangguh dihadapan anak
Tubuhmu kini susah berdiri tegak
Begitu banyak beban yang kau pikul
Menyekolahkan kami para anak-anakmu
Demi masa depan kami
Membahagiakanmu, impian anakmu
****************************************************************
Puisi Akrostik
E Hasanah
Oleh: Fannie Radjib
E unoia terpancar disetiap tuturmu
H iasi senyum manis menambah anggun pesonamu
A ku terkesima saat bersua hadirkan rona bahagia
S enja di kota Kembang dalam perjumpaan penuh rindu
A gar hilang segala rasa yang terpendam
N amun waktu jualah yang memisahkan
A runika dikala pagi menjelang kembali hangatkan suasana
H arapan dan doa semoga tahun depan kita kembali bersua
Tangerang, 17 Juli 2024
****************************************************************
Geliat Silaturahmi
By: Bu Kanjeng
Sebersit tanya di relung atma
Saat selarik sapa penuh makna
Berkabar betapa nikmatnya
Menapaki satu proses
Merenda aksara mengurai rasa
Larut dalam celoteh perkenalan
Tertata mengundang kagum dan tanya
Betapa indahnya satu karya penuh inspirasi tersaji.
Aura semangatmu mengaliri urat nadiku
Sementara raga ini dalam katagori uzur.
Geliat silaturahmi
menjadi renjana tuk abadikan
betapa indah dan mulia
ketika hati saling menyapa
dalam koridor dunia maya
Soloraya, 18 07 2024
****************************************************************
Kaget
Oleh : Asep Saepul Adha
Tercekat
Mataku membelalak
Kenyataan di depan mata
Tidak disangka engkau mendua
Akankah engkau cepat menyadari
Engkau menyalahi takdir
Ketetapan Allah
Berlaku
Sungguh
Engkau keliru
Hujan engkau cegah
Dosa malah engkau tambah
Segeralah engkau lakukan taubat
Jangan engkau tangguhkan
Umur manusia
Rahasia
Tiada gading yang tak retak.
Maaf andai malam ini tak sesuai harap.
Aku hanyalah pemantik agar tetap semangat.
Biar gelora menulis menyala dan terus membara.
Jika tulisanmu adalah udara, kan kuhirup hingga laring di dada
Jika tulisanmu adalah dawai, ku akan lincah menari ikuti rinai
Jika tulisanmu adala jiwa, maka aku akan masuk di dalamnya
Bukan sebagai tamu tapi sebagai penghuni rumah
Jadi sejatinya kita menulis bukan untuk dunia. Tapi..
KITA MENULIS UNTUK DIRI KITA SENDIRI.
Demikian materi yang diberikan oleh narasumber pada pertemuan ke-25 ini. Semoga semua ilmu yang telah dibagikan cuma-cuma oleh beliau ini dapat menambah wawasan sebagai penulis pemula dan menggerakkan kita untuk mulai menulis.
Terima kasih.
Nancy Olivia, M.Pd
Wah......mantabz bu
BalasHapusTerima kasih bapak...
Hapus