Halaman

Rabu, 29 Mei 2024

Resume-12 KOMITMEN MENULIS DI BLOG (Rabu, 29 Mei 2024-KBMN31)




Materi            : KOMITMEN MENULIS DI BLOG

Narasumber   : Drs. Dedi Dwitagama, M.SI.

Moderator     : Sim Chung Wei, SP.


Salam dan bahagia.

Ada yang istimewa dalam pertemuan KBMN PGRI Gelombang 31 kali ini. Pertemuan ini  berlangsung tidak di whatsup group seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya. Untuk kedua kalinya kelas belajar menulis diadakan melalui pertemuan virtual menggunakan aplikasi Zoom. Keistimewaan lain adalah narasumber dan moderatornya merupakan tokoh-tokoh hebat dalam komunitas penggiat literasi. Jika sang moderator yaitu Koko Sim Chung We, SP seorang guru dari St, Peter School Jakarta Utara telah saya perkenalkan pada saat beliau menjadi narasumber di pertemuan terdahulu dan kita telah ketahui kehebatan beliau. Sang narasumber Bapak Drs. Dedi Dwigatama, M.SI ternyata juga merupakan tokoh yang maha luarbiasanya. 


Bapak Drs. Dedi Dwigatama, M.SI merupakan bloger ternama (sejak 2005) sekaligus seorang guru Matematika dengan segudang pengalaman dan personal branding dari profesi bergengsi beliau lainnya yaitu Trainer, Narasumber dan Motivator (bidang pendidikan, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba dan HIV Aids, Kepemimpinan, Publik Speaking, Teknologi Informasi, Menulis Kreatif, Pendidikan Karakter dan Komunikasi/ TIK). Selain memiliki segudang prestasi yang membanggakan , beliau telah menulis 4269 judul di blognya dan memiliki 1.949.208 viewers.


Senang sekali bisa bertegur sapa dengan Pak Dedi, demikian kami menyapa narasumber hebat ini. Beliau begitu ramah, bahkan sangat ramah sekali. Padahal beliau sosok luar biasa dengan segudang prestasi dan pengalaman, namun sangat santai dan humble sekali.

Menarik sekali juga, karena beliau memulai perkenalan dengan meminta kami mencari informasi sendiri tentang beliau dan hanya memberikan waktu 2 menit saja. Kemudian beliau meminta beberapa di antara kami untuk menyampaikan hasil pencarian kami. Spesialnya, beliau sendiri yang memanggil nama saya dan meminta menyampaikan hal yang paling menarik bagi saya dari hasil temuan pencarian tentang beliau. Saya menyampaikan hal yang paling menarik yang saya temui tentang beliau adalah bahwa beliau telah menulis 4269 judul di blognya dan memiliki 1.949.208 viewers berdasarkan sebuah sumber yang ditulis pada akhir tahun 2023. Beliau sangat mengapresiasi dan mengatakan bahwa saya telah menyampaikan dari sudut pandang yang paling unik dan menyampaikan temuan yang sangat terkoneksi dengan materi yang akan beliau sampaikan. Betapa senangnya saya...


Beliau melanjutkan dengan bertanya "siapa guru favorit kami yang masih berkesan dari dahulu sampai saat ini". Kebetulan lagi, sayalah yang ditanya pertama. Sambil beliau mengetikkan nama guru favorit yang saya sebutkan di mesin pencarian google, beliau menanyakan alasan saya sangat terkesan kepada guru tersebut. Ternyata, hasil pencarian untuk guru favorit saya itu tidak ada. Berbeda dengan teman-teman lainnya yang menyampaikan guru-favorit mereka masing-masing, ternyata tokoh-tokoh guru yang mereka sebutkan ada dalam mesin pencarian. Bahkan kami dapat melihat foto dan profil mereka.

Dari pertanyaan tersebut, beliau menyampaikan itulah pentingnya kita meninggalkan jejak di platform dan media sosial. Apapun kehebatan kita dan prestasi kita tidak akan terekam abadi bila kita tidak meninggalkan rekam jejak berupa tulisan-tulisan lengkap dengan foto dan video di blog. 

Banyak guru-guru hebat dengan berbagai karakter dan keistimewaan kehebatan mereka, salah satunya adalah guru favorit kita yang selau terkenang bahkan sampai hari ini. Namun sayangnya, mereka tidak produktif mempublikasikan kebaikan, karya, prestasi, dan hal-hal lainnya yang dapat mengispirasi banyak orang baik dalam foto, video maupun karya tulisan-tulisan mereka. Mereka tidak menuliskan kisah inspiratif mereka dalam buku-buku, artikel di media sosial baik cetak maupun elektronik. Sehingga jejak kebaikan, kehebatan, karya, bahkan nama mereka hilang lenyap tanpa jejak ditelan masa. Tidak ada yang mengingat, tidak ada yang merekam. Jika ada yang menuliskan atau berbagi kisah melalui media-media tersebut, mereka tidak produktif. Mungkin hanya sesekali dan tidak dilakukan secara konsisten hingga akhir masa pengabdian mereka. Padahal apa yang kita tinggalkan semasa hidup kita dapat menjadi bukti bahwa "kita pernah ada".

Selain menulis buku, kita dapat juga memanfaatkan Blog sebagai sarana mengabadikan dan mempublikasikan karya-karya foto, video maupun tulisan. blog juga dapat menjadi sarana latihan menulis dan mengumpulkan tulisan-tulisan sederhana kita sebelum akhirnya kita cetak menjadi sebuh bukuDi Era kemajuan teknologi ini, blog adalah majalah pribadi kita yang akan abadi tanpa takut hilang terbakar, hanyut terbawa air atau terhapus karena memori handphone atau penyimpanan laptop kita penuh atau karena drive akun email kita penuh. Karena Tidaklah ada artinya jika tidak ada jejak tertinggal abadi yang membuktikan bahwa kita pernah ada.


Karena sebagaimana pepatah berkata, gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan ...... silahkan kita lanjutkan.

Bila kita memulai menulis, tidak usah pedulikan bagus atau jeleknya tulisan kita. Akan lebih baik tulisan jelek kita dari pada tidak ada tulisan sama sekali. Yang penting tujuan kita jelas dan percaya dirilah. Misal, tujuannya adalah untuk berbagi informasi tentang sesuatu hal untuk banyak orang, atau tujuan-tujuan lainnya. Fokus yang dapat kita tulis bebas tentang topik apapun.

Dengan menuangkan segala opini kita tentang sesuatu peristiwa misalnya, atau tentang suatu foto orang dari media sosial, kita dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman kita dengan orang lain. Dan dengan berkomitmen menulis, entah seminggu dua kali, atau sebulan dua kali, atau setiap hari. Memegang komitmen berarti terjadi keteraturan. Sehingga, menulislah secara teratur. berceritalah tentang berbagai hal melalui tulisan.

Banyak hal yang dapat kita tulis, seperti sesuatu yang mungkin dapat menginspirasi, memberikan saran, atau menyajikan informasi yang berguna bagi pembaca.  Pasti tulisan kita dapat mempengaruhi pemikiran orang lain, memotivasi mereka, atau bahkan memberikan solusi untuk masalah yang sedang mereka hadapi.

Bila dirangkum, TIPS konsisten menulis di BLOG yang beliau berikan adalah:
  1. Tentukan tujuan
  2. Fokus
  3. Susun outline
  4. Mulailah menulis
  5. Selesaikan tulisan yang sudah kita mulai
  6. Publikasikan di Blog 
  7. Bergabunglah dalam komunitas
  8. Kunjungi Blog  & postingan orang 
  9. Baca tulisan orang
  10. Menulislah lagi tentang apa pun yang menarik untuk kita (perkenalkan diri kita, organisasi kita, sekolah kita, perjalanan karier dan hal-hal lainnya).
Buatlah karya-karya tulisanmu berupa buku dan tulisan-tulisan di blog atau  aplikasi menulis dan media sosial lainnya. Publikasikanlah semua karya kita dan bangunlah jejaring. Syukuri setiap proses yang kita jalani. Dedikasikanlah setiap pencapaian hasil jerih payah kita kepada diri kita sendiri dan bagi sesama.

Kesimpulan dari Narasumber adalah, tidak ada yang percuma dari hasil keringat kita

Pesan beliau, kembangkanlah produktivitas kita. Biasakan menulis, tak peduli apakah akan banyak yang membaca atau tidak, karena tulisan yang sekarang kita anggap jelek, terlalu simpel atau terlalu sederhana. Karena sudah dibuktikan sendiri oleh Bapak Dedi bahwa bahkan tulisan beliau yang paling sederhana pun ternyata mendapatkan banyak viewer. Dan sebaliknya, tulisan yang dipersiapkan dengan sangat sempurna justru tidak ada yang membaca atau tidak ada yang tertarik.

Demikian materi luar biasa dari narasumber luar biasa yang sungguh sangat bermanfaat dan berdampak bagi semangat saya untuk tetap bertekun belajar menulis. 

Tidak usah memikirkan hasil akhir apa yang akan kita capai nanti, tetapi bertekun saja menjalani prosesnya. Karena sesungguhnya proses itulah yang akan membawa kita kepada kebahagian sejati, yaitu kebahagiaan karena telah berhasil melalui proses dan mendapatkan banyak ilmu serta keterampilan  yang tidak akan pernah kita dapatkan di sekolah manapun.
- Nancy Olivia -

Sama seperti harapan pada resume-resume saya sebelumnya. semoga tulisan resume ini juga dapat memberikan motivasi bagi para pembaca khususnya para penulis pemula seperti saya. 

Terima kasih.

Nancy Olivia, M.Pd 

Senin, 27 Mei 2024

Resume-11 KIAT MENULIS CERITA FIKSI (Senin, 27 Mei 2024-KBMN31)


 


Materi            : KIAT MENULIS CERITA FIKSI

Narasumber   : Sudomo, S.Pt.

Moderator     : Ahmad Sholeh, S.Pd.Gr


Salam dan bahagia.

Sastra adalah sebuah kemewahan, fiksi adalah sebuah kebutuhan.
( Gilbert K. Chesterton) 

Jurnalisme membuat para pembacanya bisa menjadi saksi sejarah
Sedangkan
Karya fiksi memberi kesempatan kepada pembacanya untuk menghidupkannya.


Apa yang terlintas di dalam benak Anda, saat membaca kata FIKSI?

Mungkin teringat dengan  nama Tere Liye,  Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, dan masih banyak lagi penulis populer yang karyanya begitu menggugah serta menjadi inspirasi  banyak orang.  Ingin meneladani dan mengikuti jejak mereka?


Seperti itulah sapaan TIM TSO untuk mengajak kami bergabung pada kelas menulis malam ini. Sangat menarik perhatian saya, dan berhasil membuat saya bulak-balik melihat jam karena tidak sabar ingin segera mendapatkan banyak ilmu dari moderator dan narasumber.

Moderator pertemuan kali ini adalah Bapak Ahmad Sholeh, S.Pd.Gr. Beliau alumni KBMN PGRI Gelombang 29, saat itu beliau dipercaya sebagai ketua kelasnya.Saat ini beliau aktif dalam Tim Solid Omjay (TSO).

Sekarang kita akan berkenalan dengan bintang utamanya, sang narasumber yang berbaik hati berbagi ilmu dan kiat-kiat ajaibnya dari pengalamannya menulis. Beliau adalah Bapak Sudomo, S.Pt., seorang Sarjana Peternakan yang juga seorang guru IPA di SMPN 3 Lingsor, Lombok Barat. Beliau juga merupakan Ketua Komunitas Guru Penggerak Lombok Barat dan yang luar biasa menarik bagi saya, beliau ternyata adalah seorang Penggiat Perlindungan Anak... waahh luar biasa sekali...
Berikut ini profil lengkap beserta buku-buku karya beliau dalam CV yang keren ;



Sebetulnya saya suka membaca fiksi, namun untuk menulis cerita fiksi.... sepertinya saya harus menyerah. Entah kenapa saya selalu kesulitan setiap kali mencoba untuk berkhayal atau berimajinasi. Saya bahkan selalu kesulitan dalam membuat soal cerita untuk soal-soal latihan murid saya di kelas. Padahal saya ingin sekali bisa menulis cerita fiksi. Saya ingin bisa menulis cerita anak-anak untuk saya bacakan kepada putra kecil saya setiap malam atau untuk saya bacakan kepada murid-murid saya di kelas.

Narasumber memberikan salah satu contoh cerita fiksi yang dibuatnya yang merupakan resume beliau saat menjadi peserta KBMN yang berjudul Pahlawan Literasi: Harapan Besar dari Hal Kecil  https://bianglalakata.wordpress.com/2020/11/18/pahlawan-literasi-harapan-besar-dari-hal-kecil/
Tidak hanya itu, narasumber juga berbaik hati memberikan link buku cerita digital yang ditulis beliau. Judulnya "Bermain Sambil Belajar". Buku novel anak dengan tema pesawat sederhana, beliau memanfaatkannya dalam mengajar IPA di kelasnya. Berikut linknya https://play.google.com/store/books/details/Sudomo_S_Pt_Bermain_Sambil_Belajar?id=1R9_EAAAQBAJ

Untuk sampai kepada kiat-kiat yang disampaikan narasumber, kita akan memulai dari memahami pengertian fiksi terlebih dahulu.  

A. Pengertian Fiksi

Kata FIKSI menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cerita rekaan dalam karya sastra. Fiksi merupakan karya sastra non ilmiah yang dibuat tidak berdasarkan fakta dan realita atau kenyataan, tetapi dibuat dengan imajinasi dan khayalan dari penulisnya.

Fiksi adalah cerita yang mengangkat berbagai tema berdasarkan khayalan atau imajinasi yang tentu saja tidak nyata terjadi atau ada.  Penyuka cerita fiksi sangat banyak sekali, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang-orang dewasa. Hal ini dikarenakan cerita-cerita fiksi ditulis dengan sangat menarik dan imajinatif yang sungguh kreatif. 

B. Alasan Menulis Fiksi

  • Salah satu aspek yang pasti akan masuk dalam Asesemen Kompetensi Minimum (AKM) adalah Literasi Teks Fiksi. Dengan terlatih menulis fiksi, seorang guru akan lebih mudah membuat soal latihan teks sastra bagi murid-muridnya.
  • Sebagai cara menemukan passion dalam bidang kepenulisan.  
  • Menulis fiksi merupakan upaya menyembunyikan dan menyembuhkan diri. Kalau zaman sekarang kita dapat menjadikan aktivitas menulis fiksi sebagai healing. Selain itu, segala kegundahan hati dan pemikiran-pemikiran guru dapat juga dituliskan dalam bentuk cerita fiksi yang diwakili oleh tokoh-tokoh imajinatif yang diciptakannya untuk mewakilinya bersuara.
  • Guru dapat menjadikan cerita fiksi menjadi media pembelajaran alternatif yang menyenangkan bagi murid-murid di kelasnya. Upaya pembiasaan disiplin positif, pengembangan karakter dan materi pengayaan dapat juga disampaikan melalui cerita fiksi yang ditulis guru.. Bahkan narasumber menambahkan bahwa menulis fiksi bisa menjadi tambahan poin dan koin terutama jika dikumpulkan menjadi sebuh buku.
C. Syarat Untuk Bisa Menulis Fiksi
  • Komitmen dan niat kuat untuk belajar menulis fiksi, baik melalui postingan blog atau kompetisi 
  • Kemauan dan kemampuan melakukan riset. Tujuannya agar tulisan menjadi lebih nyata. Misalnya, menyangkut latar tempat.
  • Banyak membaca cerita fiksi karya penulis lain. Hal ini akan memperkaya kosa kata dan juga menemukan gaya menulis.
  • Mempelajari KBBI dan PUEBI agar cerita yang ditulis sesuai kaidah kebahasaan.
  • Memahami dasar-dasar menulis cerita fiksi
  • Menjaga konsistensi menulis

D. Bentuk Cerita Fiksi Berdasarkan Jumlah Kata 

Bentuk cerita fiksi bisa berbagai macam. Yang paling umum kita dengar adalah cerpen dan novel. Untuk bisa menulis tidak cukup hanya dengan membaca saja, tentunya harus juga disertai dengan latihan menuliskannya. Bentuk cerita fiksi kebanyakan perbedaannya terletak pada jumlah kata dan kompleksitas konflik cerita. Cerpen biasanya hanya satu konflik, sedangkan novel lebih rumit dan kompleks karena konflik di dalamnya bisa beberapa.

    1. Fiksimini : beberapa kata, Contoh Faksimini https://www.tumblr.com/bianglalakata
    2. Flash fisction : Jumlah kata khusus. Contoh https://bianglalakata.wordpress.com/category/cerita-kilat/ Contoh dalam bentuk panjang https://bianglalakata.wordpress.com/category/cerita-pendek/
    3. Fentigraf : Cerita tiga paragraf
    4. Cerpen : Jumlah kata kurang dari 7500
    5. Novelet : Jumlah kata mulai dari 7500 sampai 17.500 kata
    6. Novela : Jumlah kata antara 17.500 sampai 40.000 kata
    7. Novel : Jumlah kata lebih dari 40.000 kata


E. Unsur-Unsur Pembangun Cerita Fiksi

 Untuk bisa membangun cerita fiksi, penulis harus lebih dulu memahami tentang unsur-unsur cerita fiksi.Berikut adalah unsur-unsur tersebut:

1. Tema (ide pokok cerita)

Tips menentukan tema adalah yang ada di sekitar kita saja. Selain itu, pilih tema yang paling disukai dan kuasai, bahan yang mudah kita dapatkan dan ruang lingkup terbatas; Lalu cara menentukan tema, sesuaikanlah dengan minat kita, angkat ktentang kehidupan nyata, berimajinasi, membaca, dan mendengarkan curahan hati. Contoh Tema  "Berkah kejujuran", "Pendidikan dan Kemiskinan", "Persahabatan Tiga Anak SD", "Pengalaman Siswa Selama Belajar di Rumah", "Perjuangan Guru Selama Pembelajaran Jarak Jauh".

2. Premis  (ringkasan cerita dalam satu kalimat)

 Unsur-unsur premis terdiri dari karakter, tujuan tokoh, halangan/rintangan, dan resolusi. Cara membuat premis adalah dengan menulis masing-masing unsur pembentuknya kemudian dirangkai menjadi satu kalimat utuh. Contoh, Seorang anak SD mengajak dua orang temannya melakukan perjalanan ke rumah kakeknya dan berusaha memperleh pemahaman tentang materi IPA.

Dari contoh premis di atas, kita bisa tahu cerita fiksi secara keseluruhan. 

Karakter dari contoh premis tersebut, yaitu Seorang anak SD,

Tujuan tokoh adalah memperoleh pemahaman IPA,

Rintangan/halangan berupa melakukan perjalanan, sedangkan

Resolusinya adalah ke rumah kakeknya

3. Alur/ Plot (struktur rangkaian kejadian dalam cerita)

Macam-macam Alur : Alur maju, alur mundur, alur maju mundur (campuran), alur flashback, dan alur kronologis. 

Unsur-unsur alur/plot terdiri dari pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik, konflik/ klimaks, dan ending. 

Unsur-unsur alur/plot tersebut dapat diubah urutannya tergantung pada jenis alur yang dipilih. 

Berikut adalah contoh alur/plot. Alur/plot ini akan memudahkan dalam menulis cerita fiksi. Sekaligus juga memudahkan dalam mengembangkan ide cerita yang ada. Alur/plot ini memungkinkan kita tidak keluar jalur saat menulis. 


 

 4. Penokohan  (penjelasan selangkah demi selangkah detail karakter dalam cerita)

Bagian ini menjelaskan tentang penokohan termasuk macam-macam dan teknik penggambaran tokoh. Penggambaran sifat tokoh dalam cerita fiksi menggunakan prinsip show don't tell

Macam-macam tokoh : protagonis, antagonis, dan tritagonis

Bisa digambarkan secara langsung, fisik dan perilaku tokoh, lingkungan, tata bahasa tokoh, dan penggambaran oleh tokoh lain. 

5. Latar/ setting (penggambaran waktu, tempat, dan suasana)

Jenis-jenis latar : Latar waktu, latar tempat, latar suasana, latar sosial, latar material, dan latar integral. 

6. Sudut pandang (cara penulis menempatkan diri terhadap cerita yang wiwujudkan dalam pandangan tokoh cerita)

 Penggunaan sudut pandang dalam menulis cerita fiksi harus konsisten

Macam-macam sudut pandang : Orang Pertama Tunggal, Orang Pertama Jamak, Orang Kedua Tunggal, Orang Kedua Jamak, Orang Ketiga Tunggal, Orang Ketiga Jamak, dan Campuran

Terkait dengan latar/setting pun menggunakan prinsip yang sama. Sementara sudut pandang, tergantung kenyamanan penulis. 

F. Kiat Menulis Cerita Fiksi


Berikut ini adalah proses kreatif menulis cerita fiksi yang terdiri dari niat, membaca, menentukan ide dan genre, membuat outline, mulai menulis, melakukan swasunting, dan publikasi.

  1. Niat (Motivasi diri untuk memulai dan menyelesaikan tulisan). Permasalahan yang dihadapi oleh penulis adalah mengalami kebuntuan ide menyelesaikan tulisan fiksi.
  2. Baca Fiksi Orang Lain. Memperbanyak membaca cerita fiksi karya orang lain dapat menambah bahan belajar atau referensi berupa ide/gagasan/tema, teknik menulis, pemilihan kata, dan gaya penulisan.
  3. Ide dan Genre. Catat segera ide yang muncul di kepala agar ide tidak hilang begitu saja. Kembangkanlah imajinasi untuk menemukan ide, serta pilih genre yang memang disukai dan kuasai.
  4. Outline/ kerangka karangan
    • Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi
    • Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita
    • Membuat premis sesuai tema
    • Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya
    • Menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik
    • Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail
    • Memilih sudut pandang penceritaan yang unik.
  5. Menulis
    • Membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata unik, konflik)
    • Melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara memaparkan secara jelas kepada pembaca
    • Menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh
    • Menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi
    • Memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas
    • Memperkuat tulisan dengan pemilihan kata (diksi)
    • Membuat ending yang baik
  6. Swasunting
    • Dilakukan setelah selesai menulis
    • Jangan menulis sambil mengedit
    • Memfokuskan penyuntingan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah
    • Atur penulisan, ejaan, dan logika cerita
    • Usahakan menempatkan diri pada posisi sebagai penyunting agar tega menyunting tulisan sendiri
    • Jangan lupa menyiapkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

 Berikut merupakan beberapa buah pokiran narasumber yang dituangkan lewat tulisan-tulisan cerita fiksi:

 


Berikut adalah jawaban Narasumber atas pertanyaan-pertanyaan yang masuk :

  1. Bebaskan ide dengan tetap berpegangan pada koridor yang ada. Misalnya, tidak menyinggung SARA, berpotensi menimbulkan konflik, dll (Jawaban dari pertanyaan ibu Rosjida di Ciamis)
  2. Pengalaman pribadi, kita bisa jadikan cerita fiksi. Membuat outline/kerangka cerita. Catat ide yang diperoleh di notes. Pakailah prinsip selesaikan yang telah dimulai. Jumlah minimal cerpen dan halaman menyesuaikan dengan ketentuan dari penerbit. Tidak ada keharusan harus satu tema. Beberapa tema juga tidak masalah (Jawaban dari pertanyaan ibu Anita di Jakarta)
  3. Cara supaya kisahnya nyata itu bisa menjadi benar-benar menjadi fiksi adalah ganti nama tokoh, latar/setting, dan unsur-unsur pembentuk lainnya. Tambahkan bumbu tulisan biar enak dibaca. Bumbu bisa berupa tambahan imajinasi atau tokoh antagonis. (Jawaban dari pertanyaan Kang Dadan di Sukabumi)
  4. Tidak ada batasan jumlah kata dalam kalimat untuk cerpen. Kecuali untuk cerita anak tergantung dari jenjang pembacanya. Namun, idealnya untuk pembaca dewasa maksimal 18 kata per kalimat. Dialog pendek tidak ada aturan baku, kecuali aturan penulisan saja. (Jawaban dari pertanyaan Nancy Olivia di Jakarta)

Demikian materi luar biasa ini disampaikan. Semua pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya ada sudah terjawab semua. Sekarang yang harus dilakukan selanjutnya adalah memulai mencoba menulis cerita fiksi.

"Deskripsi dimulai dalam imajinasi penulis, tetapi harus selesai dalam imajinasi pembaca". – Stephen King

Sama seperti harapan pada resume-resume saya sebelumnya. semoga tulisan resume ini juga dapat memberikan motivasi bagi para pembaca khususnya para penulis pemula seperti saya. 

Terima kasih.

Nancy Olivia, M.Pd 

 

 




Rabu, 22 Mei 2024

Resume-10 Menulis Itu Mudah (Rabu, 20 Mei 2024-KBMN31)

 


Materi            : MENULIS ITU MUDAH

Narasumber   : Prof. Dr. Ngainun Naim, M.HI.

Moderator     : Sigid Purwo Nugroho, S.H.


Salam dan bahagia.


Jika Tanganku adalah kuas, maka tulisanku adalah lukisan berjuta warna.

Jika tulisanku adalah musik, maka aksaraku kan menari melentingkan rasa seirama.

Jika menulis laksana udara, kan kuhirup aroma berjuta asa
Menelisip masuk relung dada
Memenuhi peparuku dengan berjuta frasa. 

Ya Menulis itu mudah, semudah bernafas, berkata, melukis, bernyanyi maupun menari. 
-Sigid PN, S.H.-


Rangkaian kata dalam kalimat-kalimat yang menginspirasi di atas adalah ungkapan ajakan moderator yang menemani kita mendulang ilmu pada pertemuan ke10 Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang 31 yaitu Bapak Sigid PN, S.H (Alumni KBMN PGRI Gelombang 23). Beliau akan mendampingi Bapak Prof. Dr. Ngainun Naim, M.HI. yang menjadi narasumber untuk materi dengan tajuk "Menulis itu Mudah".

Bapak Sigid sang moderator memantik kita dengan mengingatkan bahwa banyak sekali quote-quote baik dari penulis terkenal hingga tokoh besar. dua di antaranya adalah sbb:

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian 
-  Pramoedya Ananta Toer.

Jika kamu ingin menjadi seorang penulis, kamu harus melakukan dua hal di atas segalanya: banyak membaca dan banyak menulis. - Stephen King.

Moderator berbagi rasa kepada kami, terkadang beliau berpikir kapan buku karyanya bisa terus bertambah... bertambah dan bertambah... Ternyata beliau berpikir "menulis itu ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dan terkadang kita membutuhkan motivasi dari orang-orang di sekeliling kita". Kemudian berbagi pengalaman saat beliau menjadi peserta KBMN, beliau menyimak materi dari Prof. Dr. Ngainun Naim, M.H.I. yang ditayangkan dalam video di channel youtube pribadinya. Bapak Sigid sangat termotivasi oleh beliau untuk menjadi pegiat literasi. Esok harinya, Pak Sigid menayangkan kembali di kelas, dan luar biasa, murid-murid pun sangat termotivasi untuk mengikuti jejak Prof. Dr. Ngainun Naim. M. H.I. Berikut link youtube video milik Prof. Dr. Ngainun Naim. M. H.I. tersebut :  

Dalam sapaan pembukanya, narasumber yaitu Prof. Dr. Ngainun Naim. M. H.I. menyampaikan, "Kata
MUDAH itu tidak berlaku untuk semua orang. Bagi yang memenuhi kriteria tertentu, menulis memang mudah. Tapi bagi yang jarang menulis, kata MUDAH tampaknya perlu untuk dipertimbangkan"
Sebagai pemantik, narasumber mempersilahkan kami membaca tulisan sederhananya yang dibagikan melalui link https://www.spirit-literasi.id/2024/04/perjalanan-ke-barat-resepsi-dan.html yang berjudul "Perjalanan ke Barat, Resepsi, dan Silahturahmi". Kemudian, penyampaian materi pun dimulai....

Beliau menyampaikan beberapa hal yang penting diperhatikan dalam menulis, diantaranya

1. Menulis tentang yang dialami 
Jika ingin mudah menulis, yang sebaiknya dilakukan adalah tulislah yang kita semua pernah alami. Hanya bercerita saja dalam bentuk tulisan. Sehingga tidak perlu banyak berfikir, seperti contoh tulisan beliau berjudul "Kelepon dan Pentol Kuah" yang dapat dibaca dalam  https://ngainun-naim.blogspot.com/2023/12/kelepon-dan-pentol-kuah.html .

Dari judulnya sudah sangat simple, mudah ditemui, dan ternyata dalam penulisan isinya Prof. Ngainun menggunakan kata-kata trend yang kekinian. Kaum milenial dan Gen-Z dijamin tidak bosan membacanya, seperti buku beberapa buku yang ditulisnya sendiri tentang kumpulan catatan selama perjalanannya.
Buku ini berisi catatan selama mendapatkan biaya studi selama sekitar 11 hari di Brunei Darussalam. Menjadi buku dengan ketebalan sekitar 100 halaman karena di dalamnya juga terdapat banyak foto.

buku antologi. Jadi selama 11 hari di Brunei Darussalam, menghasilkan 1 buku mandiri, 1 buku antologi, dan 1 artikel ilmiah.

2. Menulis apa yang dibaca
Menulis akan mudah jika kita menulis apa yang dibaca. Bentuknya bisa disebut dengan RESENSI BUKU.

Apa, mengapa, dan bagaimana dengan resensi buku?

Jawabannya ada dalam tulisan beliau berjudul "Membuat Resensi Buku" pada link   https://www.spirit-literasi.id/2020/10/membuat-resensi-buku.html 

Sedangkan contoh resensi sederhana yang ditulisnya dapat diakses pada link  https://ngainun-naim.blogspot.com/search/label/RESENSI%20BUKU   

3. Menulis tentang orang-orang di sekitar kita.
Orang-orang di sekitar kita bisa siapa saja, seperti orang tua kita, guru kita, tetangga atau tentang siapa pun. Intinya kita menulis hal apa pun yang menurut kita menarik.

Seperti tulisan beliau tentang gurunya yang dapat diakses pada link https://www.spirit-literasi.id/2024/03/role-model.html  atau tentang almarhum ayahanda beliau yang dapat diakses pada link https://ngainun-naim.blogspot.com/2023/04/silaturrahim-dan-kepekaan.html 

 

https://ngainun-naim.blogspot.com/2023/04/silaturrahim-dan-kepekaan.html

Strategi Menulis

1. Menulis di pagi hari

Di pagi hari, keadaan tubuh masih segar dan otak belum lelah bekerja. Mungkin ada yang setuju dan tidak setuju dengan ini, karena karakteristik setiap orang berbeda-beda. Bagi narasumber sendiri, pagi hari memang waktu istimewa  karena jika malam, beliau merasa menulis sudah terasa sulit.

2. Bermental proses.
Jangan instan. Tidak ada orang yang bisa menulis dalam hitungan hari. Mungkin ada, tetapi mungkin akan sangat jarang sekali. Narasumber menyebut menulis sebagai JALAN PANJANG (https://www.kompasiana.com/ngainun-naim.berbagi/64f484ad08a8b51abb1cca62/jalan-panjang

3. Menulis sedikit demi sedikit.
Sekali menulis tidak harus langsung banyak. Kebiasaan menulis setiap orang memang berbeda-beda. Seperti narasumber sendiri misalnya, ada beberapa tulisannya yang ditulis di buku tulis terlebih dahulu. Beliau menuliskannya sedikit demi sedikit, misalnya sekali duduk menulis sekitar 2-3 paragraf yang disebutnya NGEMIL (seperti orang makan saja). Sang narasumber menuliskan kebiasaan menulisnya ini dalam https://www.spirit-literasi.id/2023/06/hernowo-spirit-literasi-dan-teknik.html yang berjudul "Hernowo, Spirit Literasi, dan Teknik Ngemil".

4. Sabar menjalani proses
Banyak orang ingin menjadi penulis tetapi tidak tahan dengan hambatan. Misalnya tidak menemukan ide. Padahal ide itu ada di mana-mana. Diri kita sendiri juga dapat menjadi sumber ide. Hanya butuh kepekaan dan latihan. Jika tidak sabar, ide juga tidak akan ditemukan. Seperti tulisan beliau yang berjudul "Pikiran, Keimanan, dan Kecerdasan" yang dituliskannya setelah mendengar khotbah Jumat (https://www.spirit-literasi.id/2024/02/pikiran-keimanan-dan-kecerdasan.html).
Jadi, sabarlah menjalani proses. Pelan tetapi pasti nantinya menulis akan mudah.

Berikut adalah rangkuman jawaban yang diberikan  Prof. Dr. Ngajinun Naim. M. H.I. atas pertanyaan-pertanyaan dari teman-teman KBMN PGRI Gelombang 31 :

  1. Tips membumbui cerita yang bersumber dari pengalaman supaya bisa membuat orang tertarik untuk membacanya adalah dengan sering berlatih,banyak membaca danmengembangkan imajinasi. Semuanya itu merupakan keterampilan yang perlu dilatih. Prosesnya memang tidak sederhana. Mudah diucapkan tetapi saat dipraktikkan tidak selalu mudah. (pertanyaan Bapak Dadan Suandi)
  2. Tentu saja saya sering mengalami hambatan. Sebabnya banyak. Misalnya, kesibukan yang tinggi. Bisa juga karena macet. Saya selalu berusaha membangun kesadaran diri bahwa bisa menulis itu anugrah hidup yang harus disyukuri. Caranya ya dengan menulis itu sendiri. Karena itu ketika macet, saya berusaha mengurainya. Bisa dengan membaca Al-Qur'an. Bisa juga dengan cara-cara lainnya. Meskipun tidak selalu mudah, biasanya akan ditemukan solusi untuk mengatasi hambatan yang ada. Asal ada kemauan, Insyaallah ada jalan. Where there is a will, there is a way. (pertanyaan Ibu Umi Kulsum Kebumen).
  3. Perlu proses. Pelan-pelan dipersiapkan segala sesuatunya. Di kampus saya, setiap kelompok mahasiswa KKN harus membuat buku antologi. Itu baru jalan setelah beberapa tahun. Sekarang sudah mapan. Dosen juga begitu. Banyak manfaatnya tetapi semuanya butuh proses, seperti yang tertuang dalam tulisan berjudul "Dari Sepuluh Halaman Menuju Satu Buku" yang dapat diakses melalui link https://www.spirit-literasi.id/2021/03/dari-sepuluh-halaman-menuju-satu-buku.html. (pertanyaan Kang YS)
  4. Saya sendiri dulu sering mengalaminya juga dalam menulis. Seringkali saya menuliskan kata yang sama atau pengulangan kata sehingga saya merasa kalau tulisan saya tidak enak dibaca dan terkesan tidak nyambung. Caranya memang harus banyak membaca. Jika bacaan kita banyak, imajinasi kita kaya. Tabungan kosa kata banyak. Ini akan berpengaruh saat nulis. Juga perlu sering berlatih menulis. Dengan cara ini, apa yang Anda alami akan terkurangi. Mari terus menulis, jalani prosesnya dan nikmati aktivitasnya. (pertanyaan Ibu Cicin-Garut)


"Deskripsi dimulai dalam imajinasi penulis, tetapi harus selesai dalam imajinasi pembaca". – Stephen King

Sama seperti harapan pada resume-resume saya sebelumnya. semoga tulisan resume ini juga dapat memberikan motivasi bagi para pembaca khususnya para penulis pemula seperti saya. 

Terima kasih.

Nancy Olivia, M.Pd




Senin, 20 Mei 2024

Resume-9 Writing By Heart (Senin, 20 Mei 2024-KBMN31)

 



Materi            : WRITING BY HEART

Narasumber   : Mutmainah, M.Pd.

Moderator     : Widya Arema


Salam dan bahagia.

Sejak bergabung di KBMN PGRI ke-31, saya memiliki kebiasaan-baru yang menjadi candu sehingga apabila tidak dilakukan, saya akan merasa seperti ada yang kurang. Membaca hasil tulisan teman-teman KBMN PGRI ke-31 dan tulisan dari para mentor di TSO (Tim Solid Omjay) adalah candu bagi saya. Walaupun mungkin saya tidak secepat teman-teman lainnya dalam membaca atau merespon setiap kali ada kiriman tulisan yang masuk ke group whatsapp kami, tetapi saya memiliki waktu tetap setiap harinya untuk membaca semuanya secara lebih fokus dan benar-benar menikmatinya. Waktu khusus yang saya sediakan adalah setiap pukul 13.00 WIB atau pukul 20.00 WIB setiap harinya. Semua tulisan saya cermati, nikmati dan saya apresiasi. Bermacam-macam tulisan yang masuk seperti cerpen, ulasan atau opini, berita atau informasi-informasi penting sampai karya sastra puisi indah.

Saya termasuk penikmat cerpen, dan ulasan-ulasan, tetapi saat ini puisi karya beberapa teman penulis menjadi candu baru bagi saya. Membaca puisi-puisi yang membuat terhanyut dalam berbagai sensasi rasa yang dimunculkan, membaca cerpen yang membuat saya seperti berada langsung sebagai saksi dari peristiwa yang ceritakan serta sibuk beragumentasi sendiri dalam pikiran saya setelah membaca ulasan-ulasan tajam yang memang membahas sesuatu yang benar-benar sedang perlu untuk dicermati dan dipahami. Betapa hebat para penulis-penulis di KBMN PGRI ini... itulah yang terlintas di pikiran saya. Betapa mahir mereka menyampaikan isi tulisan mereka sehingga mampu memunculkan berbagai sensasi rasa dan emosi bagi saya....

Pertemuan malam ini, Ibu Mutmainah sebagai narasumber dan Ibu Widya Arema akan menyampaikan materi yang mungkin menjadi rahasia karya-karya  tulisan hebat yang saya sampaikan di atas yaitu "Writing By Heart". Ibu Mutmainah berbagi tentang maksud menulis dengan hati, bagaimana tips untuk bisa menghasilkan tulisan dengan hati dan apa keajaiban yang akan muncul dari menulis dengan hati. Ibu Mutmainah memulai karier sebagai penulis di KBMN setelah menamatkan kelas belajarnya pada gelombang 24 (Januari-Maret 2022) dan secara produktif menghasilkan banyak buku karya antologi. Beliau berasal dari Lebak Banten dan biasa disapa Emut Lebak.

Ibu Widya Arema sang moderator yang juga alumni KBMN PGRI gelombang 24 dan berasal dari Malang, membuka pertemuan dengan menyuguhkan kutipan dari penulis ternama "Tere Liye" dalam "Komet Minor".

BAAAM! Dari jarak sepuluh kilometer , melesat keluar dari dalam lautan seekor ikan raksasa-setidaknya bentuknya masih mirip ikan. Masih jauh, tapi sudah terihat besar sekali, lebih besar dibanding gurita yang mengejar kami beberapa hari lalu. Ikan ini memiliki enam tanduk, ekornya panjang dengan sirip-sirip melengkung bagai surai. Kulitnya berwarna kuning keemasan, memantulkan cahaya matahari. Aku mengeluh, tidakkah urusan ini  bisa lebih mudah? Kami bertiga masih dalam kondisi terikat, tidak bisa meloloskan diri, tidak bisa bergerak, ditambah lagi ikan raksasa ini. 
“BAAAM!Lima belas detik terbang di udara, ikan raksasa itu berdebam kembali memasuki lautan, membuat ombak tinggi, bagai gelombang tsunami puluhan meter. Hitungan detik, gelombang itu tiba, kapal kami yang terikat jangkar, terbanting kesana-kemari. Hanya karena jaring perak mengunci tubuh kami ke lantai kapal, kami tidak terlempar ke lautan. Tapi itu tetap tidak bisa melindungi dari lidah ombak, yang segera membuat kami basah kuyup. (Tere Liye dalam Komet Minor)

Beliau melanjutkan dengan  menyampaikan : 

Untaian kata kadang membuat kita terbang merotasi udara. 
Seuntai kata, kadang membuat rona merah di wajah. 
Seuntai kata kadang bisa membuat kita jatuh cinta. 
Tapi.. 
Seuntai kata bisa juga membuat kita terpuruk jatuh tak berdaya.

Ungkapan fakta yang tersampaikan dengan indah dan menarik sekali bukan... 

Kemudian, moderator menyampaikan salah satu puisi indah karya Ibu Mutmainah sang narasumber, dari buku kumpulan puisi beliau.

ANTARA KITA

Ketika air mata langit turun mencipta genang di pelataran rumah, aku kembali terkenang pada rindu yang lupa jalan pulang
Pada rindu yang mengembara tak tau arah

Pijaran lentera menyala memantulkan cahaya dalam remang, masih saja membayang seraut wajah pada ingatan yang tak ingin hilang

Sesukar ini kah lupa? Setiap kisahnya menjelma rententan kata
Mencipta rindu pada warna warni rasa
Mestinya tak sulit lupakan segalanya 
Jarak yang membentang, bersua yang tak kunjung, hingga tinggalah kenangan

Antara kita .... 
Terikat dawai persaudaraan
Tak lekang oleh waktu pun ujian

Lebak, April 2024
Emut



"Sesuatu yang ditulis dengan hati maka akan sampai di hati pula", demikian Ibu Mutmainah memaknai Menulis dengan hati (writting by heart).
 
Agar dapat menulis dengan hati, berikut beberapa tips dari narasumber yang dapat kita coba terapkan :

Tips menulis dengan hati 

1. Libatkan emosi. 

Tulislah semua yang kita rasakan, amati dan dengarkan dengan melibatkan emosi positif . Emosi yang penuh warna dan rasa dalam dalam proses penulisannya. Tulis semua yang ingin kita tuliskan dan yang ada di pikiran kita tanpa memikirkan benar atau salah, tanpa perlu mengedit.  

Jika tentang kesedihan, maka gambarkanlah kesedihan itu dalam tulisan kita dan munculkan bagaimana kesedihan itu terasa. Sampaikan semua melalui tulisan seolah kita sedang menyampaikannya kepada seseorang. Demikian juga dengan amarah. Sampaikan rasa kemarahan dalam kata-kata yang membuat pembaca seolah turut merasakan aura kemarahan itu.

Suasana dan emosi yang dirasa, perlu untuk diolah lalu dituangkan ke dalam tulisan sehingga para pembaca dapat merasakannya juga dan turut terhanyut serta menikmati tulisan tersebut. Yang perlu diingat adalah jangan sampai salah dalam menempatkan emosi. Penting bagi penulis untuk memahami terlebih dahulu emosi yang sedang dirasakannya saat ingin memulai menulis lalu sesuaikanlah mood yang terbentuk dengan ide yang ingin dituliskannya tanpa rasa ragu. Tulislah seperti sedang menulis diary namun dalam berbagai bentuk tulisan. Jika sudah terbiasa, menulis akan menjadi kegiatan yang menyenangkan dan bahkan menjadi candu yang mengasyikkan.

2. Libatkan panca indera. 

    Tiga sahabat itu meringkuk ketakutan. Di tengah samudra biru, mereka terombang-ambing diatas kapal yang sudah lubang sana sini. Tangan mereka terikat jaring dengan kuat, sementara mulut kelu dalam gigil kedinginan. Dari kejauhan sesosok makhluk yang besar semakin mendekati mereka. Makhluk itu sangat besar, tingginya melebihi pohon kelapa. Badannya sebesar gedung tingkat delapan. Surainya mencuat tinggi berwarna keperakan disinari matahari. Entah makhluk apa yang mereka lihat. Matanya yang merah menampakkan amarah. Makhluk itu menghantamkan ekornya dengan kuat. Byuuuurrrr, seketika air laut bergejolak setinggi 30 meter. Baju mereka basah kuyup, rasa dingin bukan masalah terbesar mereka. Tapi tatapan marah ikan itu. Ikan itu semakin mendekati mereka. Satu ayunan sirip lagi, akan tiba dihadapan mereka. Ooh bagaimana nasib ketiga sahabat itu selanjutnya?

Membaca paragraf di atas, tentu kita  juga merasakan dingin, dan ketakutan seperti ketiga sahabat itu. Jadikan tulisan kita memiliki rasa takut, senang, melalui melihat, mendengar, membau. Libatkan semua panca indera.

3. Tuliskan sesuatu yang kita sukai 

Tentunya kita pernah merasa jatuh cinta. Kita pastinya akan menggambarkan orang yang kita suka dengan deskripsi yang lengkap mulai dari wajahnya,  penampilannya, sikapnya. Bahkan senyumnya pun dapat kita lukiskan dengan jelas. Kita dapat mendeskripsikannya dengan lengkap karena rasa SUKA.

Jangan menulis sesuatu yang tidak kita sukai. Ibaratnya jika tidak menyukai minum kopi, jangan memaksa minum kopi. Sehingga pasti kita tidak akan dapat menggambarkan kopi itu secara obyektif . 

Tulislah hanya yang kita sukai dan  jangan menulis karena terpaksa. Perlu diingat, tulisan yang ditulis dengan terpaksa hanya akan berupa rangkaian huruf tanpa nyawa. kosong, bisu dan tak membekas di hati pembaca.

Menulis adalah soal perasaan. Tidak cukup hanya pengetahuan, seorang penulis harus memiliki pemahaman. Pemahaman dimulai dari memahami diri sendiri baru memahami orang lain. 

Penulis yang punya rasa akan menjadi sensitif dan mampu menangkap banyak hal. Rasa akan mempengaruhi tulisan, tulisannya akan menjadi lebih dalam dan dapat dimaknai oleh pembaca karena menyentuh pembaca. Dengan melibatkan rasa, penulis akan merasakan pengalaman keterlibatan sesuatu yang menggelegak dari dalam dirinya dan hal itu kemudian akan ditangkap oleh pembacanya. 

Menulis adalah seni. Seni adalah keindahan. Seni adalah kreativitas. Seni juga bisa berarti jalan. Dengan seni, penulis memiliki jalan yang otentik di dalam karya-karyanya yang sulit ditiru oleh orang lain dan menjadi ciri khas mendalam dari penulis.

4. Jangan Mengharap Pujian

Pastikan, "UNTUK APA KITA MENULIS". Jika menulis hanya karena pujian, orientasi kita bukan pada segi manfaat tulisan kita. Tapi semata mata karena ingin dipuji.  Dan saat tulisan kita sepi dari pujian maka kita akan badmood bahkan malas untuk menulis.

5. Who dan do 

Who artinya kenali siapa yang akan membaca tulisan kita. Jika kita ingin tulisan kita mengena pada remaja maka posisikan diri kita sebagai remaja. Mulai dari gaya bahasa, topik dan hal- hal yang sedang gemari remaja. Jadikan diri kita sebagai pembaca. 

Do artinya pesan apa yang ingin kita sampaikan pada pembaca. Dengan harapan pembaca akan melakukan apa yang kita tulis dan kita harapkan sesuai tujuan tulisan kita.

6. READ AND READ. 

Seorang penulis hendaknya suka membaca. Ibarat kendaraan maka membaca adalah bahan bakar seorang penulis. Dengan membaca kita akan kaya akan ide, bahasa dan bahan menulis.

Dikutip dari Rencanamu.id (24/09/18), hasil dari penelitian Stephen D. Krashen dalam bukunya yang berjudul Writing: Research, Theory, and Application , bahwa ada hubungan antara kegiatan membaca dan menulis. Responden yang merupakan para penulis itu ternyata gemar membaca sejak kecil dan mengaku sudah terbiasa menulis sejak masih sekolah.

Jadi, semakin banyak seseorang membaca, wawasan dan pengatahuannya pun akan semakin luas, sehingga memiliki banyak referensi atau ide untuk menulis. Dengan kata lain, tiap kalimat yang dituliskan akan mengalir mudah, karena sudah mempunyai bekal informasi.

7. Jujur

Mulutmu bisa berbohong tapi tulisanmu tidak

Kata orang apa yang tertulis tak mampu berbohong bahwa tulisan adalah isi hati penulis, saat matamu bisa berbohong maka tulisanmu tidak, artinya tulisan kita adalah gambaran dari kita

8. Konsisten. 

Konsisten adalah kata yang sangat mudah dikatakan tapi susah dilakukan. Ibarat berjalan selalu ada karang  yang menghadang Angin badai menerpa, meruntuhkan kesadaran. Tapi yakinlah itu semua hanya kerikil tajam sandungan yang akan memperkokoh genggaman tangan dalam satu TUJUAN yakni menjadi penulis.

Saat lelah mendera, pikiran buntu, atau writer block menyerang istirahatlah. Tapi setelah itu ayunkan kaki lebih tinggi

Tulisan yang dibuat dengan hati akan sampai ke hati juga.  Tulisan itu akan membius dan membekas dihati pembacanya. Saat tulisan kita memiliki jiwa (soul), maka tulisan itu tidak akan membosankan. Tulisan akan melekat dalam ingatan.


Manfaat Menulis dengan Hati

1. Lebih menyentuh pembaca

Tulisan yang dihasilkan dari luapan emosi, akan lebih menggugah pembaca. Sebaliknya tulisan yang datar, akan terasa membosankan.

Saat menulis, kita tidak hanya memproduksi kata-kata, namun kita tengah memproduksi rasa. Maka hadirkan perasaan dan emosi positif saat menulis. munculkan emosi positif dalam diri sehingga membanjiri diri selama proses menulis. Emosi positif ini akan membimbing untuk terus menerus mengeluarkan kata-kata. Rasakanlah, Tulisan yang dipengaruhi oleh emosi positif pasti sangat berbeda dengan tulisan yang dipengaruhi emosi negatif.

2. Lebih mudah menyusun cerita

Ketika kita sedang menulis sebuah novel dengan sepenuh jiwa, maka tulisan tersebut akan memiliki nyawa dan seolah-olah dapat dirasakan secara nyata oleh pembaca. Kita tentunya pernah membaca sebuah buku yang membuat kita merasa masih larut dalam cerita meskipun sudah selesai membacanya. Hal ini dapat dimungkinkan karena penulis buku tersebut sangat menjiwai tulisannya.

3. Lebih mudah menyusun cerita. 

Tentu kita pernah merasakan Writer Block . Tak ada ide menulis. Jangankan menulis paragraf. Membuat kalimat saja kadang tak terangkai. Maka cobalah menulis dengan hati. 

Tulis semua yang ada disekeliling kita, rasakan dengan indera kita. Tulis saja, tanpa mengindahkan kaidah penulisan. Tulis seolah kita berbicara. 

Menulislah dengan berbagi rasa lewat abjad, dan menyentuh hati pembaca lewat tulisan.

Bandingkan dua tulisan berikut ini. 

Contoh menulis melibatkan hati dan tidak melibatkan hati

  1. Hari ini hujan turun dengan lebat. Budi sang penjual koran duduk kedingian di trotoar dengan menahan rasa lapar. 
  2. Awan mendung terlihat menghitam, suara tetesan hujan semakin menderas. Sesekali terdengar cahaya kilat dan suara petir memekakkan telinga. Si budi kecil penjual koran, menggigil dalam beku. Matanya perih menahan tetesan hujan. Mulutnya membiru, seakan membeku. tangan dan kakinya kelu dan lunglai menahan lapar seharian. Tuhan berikan rezeki untuk bisa kumakan hari ini pintanya syahdu memandang awan kelabu.

Tulisan yang pertama terkesan biasa saja, sedangkan tulisan yang kedua terasa menyentuh. Contoh tulisan yang pertama tentu lebih menyentuh dan terasa karena ditulis sepenuh hati, berbeda dengan tulisan kedua yang terasa datar.

Berikut adalah jawaban dari narasumber atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta KBMN yang dapat kita jadikan catatan tambahan untuk dapat "Menulis dengan Hati":

  1. Agar tulisan kita dapat bernyawa dan hidup sehingga pembaca merasa larut dalam cerita, kita juga dapat menulis dengan melibatkan semua panca indra, amati sekitar kita kemudian tuang dalam tulisan, juga berikan sedikit sentuhan imajinasi. (Ibu Fanie Radjib dari Tangerang)
  2. Yang kedua cara mengatasi writer blocks. Rehat dahulu, lakukan hobi dan kesukaan kita. Bisa juga dengan jalan-jalan sejenak, istilah kita sekarang healing. Shoping apapun itu asal pikiran kita kembali fresh. (Ibu Fanie Radjib dari Tangerang)
  3. Tidak semua tulisan harus ditulis puitis. Dengan bahasa sederhana saja asal kita kelola dengan baik pasti akan menyentuh juga. Bahan bakar seorang penulis adalah membaca. Yuk kita isi bahan bakar kita dengan banyak membaca  (Kang Yusanto)
  4. Cara Penting Menentukan Judul  
✅Mencakup Pikiran Pokok dalam Tulisan. 
✅ Cari diksi yang Tepat.
✅Membuat Pembaca Penasaran. 
✅Tidak Terlalu Panjang. 
✅Tidak Bertele-tele dan Mudah Dipahami.

Pesan penutup Ibu Mutmainah 

"Mari bergandengan tangan untuk menyemarakkan literasi di negeri tercinta. Bersama kita pasti bisa menebar warna indah dalam goresan karya".

Setelah ditutup dengan narasumber, ibu Widya sang moderator menutup dengan puisi.

Setiap kita adalah karya indah... 

Setiap kita adalah buku sejarah... 

Tergantung kita akan menutup atau membuka sejarah. 

Membuka, dan  menarikan setiap deretan huruf kenangan. Menggoreskan kisah sejarah dalam keabadiaan. Dikenang dalam peradaban. 

Ataukah... 

Mengunci rapat buku itu. Dan hanya kita yang tahu. 

Tertinggal.... Terlewat... Terkubur tanpa kenangan. 

Dan terlupakan tanpa perayaan. 

Hanya kita bisa yang menentukan. Jadikan kisah kita abadi dalam ingatan sejarah. 

Sekarang atau tergerus roda kesibukan. 

Karena satu ons tindakan nyata lebih berharga dari satu ton niatan.

Yuuk tentukan genre Anda.....


"Deskripsi dimulai dalam imajinasi penulis, tetapi harus selesai dalam imajinasi pembaca". – Stephen King

Sama seperti harapan pada resume-resume saya sebelumnya. semoga tulisan resume ini juga dapat memberikan motivasi bagi para pembaca khususnya para penulis pemula seperti saya. 

Terima kasih.

Nancy Olivia, M.Pd

Resume-30 Teknik Promosi Buku (Rabu, 7 Agustus 2024-KBMN31)

  Materi            : Teknik Promosi Buku Narasumber   : Akbar Zainudin, MM., MNE., M.Pd. Moderator     :  Dyah Kusumaningrum, ST. Salam dan...