Materi : Diksi dan Seni Bahasa
Narasumber : Maydearly
Moderator : Mutmainah, M.Pd
William Shakespeare dikenal dengan penggunaan diksi yang kaya dan puitis dalam karya-karyanya. Diksi merujuk pada pilihan kata-kata yang digunakan dalam tulisannya, dan Shakespeare terampil dalam memilih kata-kata yang tepat untuk menciptakan nuansa, gambaran, dan emosi yang mendalam dalam karya-karyanya seperti drama dan puisi.
Salah satu karya William Shakespeare yang terkenal adalah Romeo and Juliet: Karya ini memperlihatkan diksi yang romantis dan ekspresif, dengan dialog-dialog yang puitis antara kedua tokoh utama.
Tips mudah bagaimana menciptakan khazanah Diksi yang menawan.
Ada 5 Jurus jitu yang bisa kita gunakan untuk mengembangkan/menggali bakat kita dalam berdiksi.
Pertama
Sense of touch atau indera sentuhan dapat berperan penting dalam mengembangkan diksi, terutama dalam menggambarkan atau menjelaskan pengalaman fisik atau emosional. Berikut adalah beberapa cara di mana sense of touch dapat membantu dalam pengembangan diksi:
- Deskripsi Fisik: Menggunakan kata-kata yang merujuk pada sensasi fisik yang dirasakan oleh karakter atau objek dalam cerita. Misalnya, "rasa kasar batu yang menggores telapak tangan" atau "kelembutan bulu halus yang menyentuh pipi".
- Ekspresi Emosi: Mendeskripsikan bagaimana indera sentuhan mempengaruhi suasana hati atau emosi seseorang. Contohnya, "rasa dingin membelai kulitnya membuatnya merasa kesepian" atau "kehangatan pelukan memenuhi hatinya dengan kedamaian"
- Nuansa dan Atmosfer: Menggunakan sensasi sentuhan untuk membangun nuansa atau atmosfer dalam sebuah setting. Misalnya, "angin sepoi-sepoi menyentuh kulit mereka dengan lembut di tepi pantai yang sunyi" atau "hujan deras yang membasahi bumi dengan kelembutan."
- Metafora dan Personifikasi: Menggunakan sentuhan secara metaforis untuk menggambarkan pengalaman atau objek secara lebih mendalam. Contohnya, "sinar matahari merayap seperti jemari emas yang membelai tanah gersang" atau "suara angin di pepohonan menggelembung seperti suara tawa anak-anak yang bermain."
Sekumpulan Bintang menjadi saksi bisu yang mempertemukan aku dan kamu di malam ini. Sebuah pertemuan yang akan selalu merayap dalam labirin ingatan (Maydearly).
Kedua
Sense of smell atau indera penciuman adalah elemen penting dalam berdiksi karena dapat menambah kedalaman dan kehidupan dalam deskripsi pengalaman atau suasana. Berikut adalah beberapa cara di mana sense of smell dapat digunakan dalam berdiksi:
- Deskripsi Lingkungan: Menggunakan aroma untuk menggambarkan lokasi atau lingkungan dengan lebih jelas. Contohnya, "aroma bunga melati yang menyegarkan memenuhi udara di taman itu" atau "bau tanah basah setelah hujan turun sepanjang malam."
- Karakterisasi: Menambahkan aroma untuk menggambarkan karakter atau suasana hati. Misalnya, "parfum mewah yang menguar dari lehernya menunjukkan keanggunan dan kepercayaan dirinya" atau "bau rokok dan alkohol yang menusuk hidung menggambarkan gaya hidupnya yang kasar."
- Memori dan Emosi: Menggunakan aroma untuk memicu memori atau mengekspresikan emosi karakter. Contohnya, "aroma kue mangga yang manis membawa kenangan masa kecilnya yang bahagia" atau "bau bensin yang tajam memicu kecemasan dalam dirinya."
- Metafora dan Simbolisme: Menggunakan aroma secara metaforis untuk menggambarkan suasana atau konsep. Misalnya, "bau kemarahan yang menyengat terasa di udara" atau "aroma kebohongan yang terasa menyengat di ruang rapat itu."
Hati Maydearly dan Para penulis Nusantara adalah prosa dalam tanda koma, tak perlu diakhiri dalam bait dan titik, karena jua dan jumpa akan menjadi cita-cita paling gulana😍 (Maydearly).
Ketiga
Sense of taste atau indera perasa, juga dapat digunakan dengan efektif dalam berdiksi untuk memperkaya pengalaman pembaca dengan sensasi-sensasi yang berkaitan dengan rasa. Berikut adalah beberapa cara di mana sense of taste dapat dimanfaatkan dalam berdiksi:
- Deskripsi Makanan dan Minuman: Menggunakan rasa untuk menggambarkan makanan atau minuman dengan lebih jelas. Contohnya, "rasa manis dari cokelat leleh mengalir di lidahnya" atau "rasa pedas dari sambal yang membara memenuhi seluruh mulutnya."
- Ekspresi Emosi atau Perasaan: Menggunakan rasa untuk mengekspresikan emosi atau perasaan karakter. Misalnya, "rasa getir kecewa yang seperti pahit di ujung lidahnya" atau "rasa gembira yang segar seperti buah-buahan tropis yang manis."
Maydearly menghitung rupa sejarah, dalam dilatasi waktu yang dibersamai embun, duduk di antara sepotong hati, termenung di antara bayangan dan ingatan, 'Whispered the story of us' iya, berbisik tentang pertemuan kita di malam ini, di kelas ini (Maydearly).
Keempat
"Sensasi jurnalisme" merujuk pada cara penggunaan diksi yang khas dalam konteks jurnalisme untuk menyampaikan berita atau cerita dengan cara yang informatif, jelas, dan terkadang juga memikat.
Untukmu, Tuan dan Nyonya di seberang lamunan, semoga malam ini menjadi penyebab Candu, hingga kita aduk rasa cemas menjadi gelagat rindu sangat jelas. Rindu memikat kata nan menawan, rindu melangitkan aksara nan rupawan (Maydearly).
Kelima
Sense of hearing atau indera pendengaran dapat diterapkan secara efektif dalam berdiksi untuk menciptakan pengalaman auditori yang kuat dalam tulisan. Berikut beberapa cara menggunakan sense of hearing dalam berdiksi:
- Deskripsi Suara: Menggunakan kata-kata untuk menggambarkan berbagai jenis suara dengan detail. Misalnya, "derap langkah kaki yang cepat di lorong yang sepi" atau "gemerisik daun kering yang disapu angin."
- Atmosfer dan Nuansa: Suara dapat digunakan untuk membangun atmosfer atau nuansa tertentu dalam sebuah setting. Contohnya, "gemuruh petir yang menggetarkan jendela" untuk menciptakan ketegangan atau "suara riuh kerumunan yang memenuhi pasar pagi."
- Ekspresi Emosi: Suara juga dapat mengekspresikan emosi atau perasaan. Misalnya, "senandung riang anak-anak yang bermain di halaman sekolah" atau "ratapan sedih yang terdengar di ruang tengah rumah duka."
- Simbolisme dan Metafora: Suara dapat digunakan secara metaforis untuk menyampaikan makna yang lebih dalam. Contohnya, "suara jangkrik malam yang menyiratkan kesepian di hatinya" atau "nyanyian angin yang membawa berita baik."
Tuan dan Nyonya, tentang kita bukan hanya semu yang tak pernah bertemu. Pada waktu yang tak pernah merasa jemu, biarkan Maydeary dan para penulis Nusantara saling mengais rindu di antara bilahan bayu, karena takdir kita bukan hanya semata ragu😍 Atas takdir kita bertemu dalam beranda virtual ini. (Maydearly).
Narasumber menyampaikan materi dengan unik dan indah. Jika dapat saya simpulkan tips yang diberikan, intinya adalah untuk dapat menghasilkan tulisan-tulisan indah dan menyentuh rasa para pembaca, seorang penulis harus memiliki kepekaan indera dan keterampilan pemilihan dan merangkai diksi dan bahasa. Karena sesungguhnya menurut saya, menulis adalah seni yang didalamnya mengandung makna, keindahan dan nilai-nilai kebajikan untuk dibagikan kepada para pembacanya.
Demikian materi yang diberikan oleh narasumber pada pertemuan ke-18 ini. Semoga semua ilmu yang telah dibagikan cuma-cuma oleh beliau ini dapat menambah wawasan sebagai penulis pemula dan menggerakkan kita untuk mulai menulis.
Terima kasih.
Nancy Olivia, M.Pd
Mantap. mesti duluan ibu,
BalasHapusTerima kasih Pak :)
Hapuskeren.. like always..
BalasHapusAmin... terima kasih bu DIna :)
HapusKeren banget, asli
BalasHapusTerima kasih bu Ari :)
HapusSelalu keren resumenya.
BalasHapusTerima kasih bu Anita :)
HapusMantap bu
BalasHapusTerima kasih bu Eka :)
HapusBagus bu,luar biasa ibu ini.....kerenlah
BalasHapusTerima kasih Pak :)
Hapus